Minggu, 28 September 2014

Tuhan, Temani Aku Lagi

Gemuruh yang kurasakan.
Kini melanda hatiku.
Menyesal akan apa yang telah kulakukan.
Dan akan apa yang telah aku ucapkan.
Ingin rasanya mengulang kembali waktu.
Dan tak kulakukan itu semua.
Aku ingin lari.
Pergi jauh dari ini.
Hilang sejenak dan kemudian melupakan segalanya.
Terbang dengan sayap yang mengepak sayup.

Lirih dengan suara yang begitu pedih, berbisik dalam hatiku.
Hendak kutemui Sang Waktu.
Dan katakan padanya untuk kembalikanku dimasa kecilku.
Saat rasa tak pernah membuat kecewa.
Saat logika tak perlu membuat pikiran jadi rancuh.
Aku bertahan, dan hanya akan dapatkan pedih.
kau gores kembali luka yang pernah kau buat perih.
Aku terkejut, kau melakukannya.
Karena kau yakinkan aku dengan kata “sayang”
Sang Malaikat Maut, ingin aku bercengkrama bersamamu.
Menanyakan tentang ajalku yang akan tiba.
Agar aku masih punya kesempatan perbaiki segalanya.
Sebelum kau benar-benar menarikku dari jazad yang kupinjam ini.
Jauh aku dari Rembulan, karena kini aku menyaksikan pilu.
Biarkan Bintang itu berjatuhan, agar aku apat memungutnya satu.
Menyaksikan cahaya gemerlapnya yang biasa menghias malamku.
Agar dapat aku simpan pada tempat yang bisa aku saksikan setiap saat.
AKu hanya ingin pergi sejenak.
Dan tolong renkarnasikan aku pada kehidupan yang dapat mempertemukan aku padaMu.
Tak perlu sebagai Malaikat ataupun Nabi.
Bahkan sebagai Iblis pun aku rela.
Karena sungguh aku ingin melihatMu nyata dan bersujud langsung dihadapMu, tanpa ada tabir yang menghalangi antara kita.
Karena, hanya KAU lah pemilik Cinta sejati.
Yang takkan mungkin menyakitiku.
Karena cintaMu tanpa syarat apapun.
DAn aku ingin bersimpuh dihadapanMu.
Karena itu, tolong bebaskan aku.
Merdekakan aku.
Buat hatiku hanya berserah padamu.
Karena disini, aku kembali tersakiti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.