Jumat, 26 September 2014

Shame On You SBY

Penetapan RUU Pilkada kembali ke DPR menyisakan luka mendalam. Hal itu lantaran RUU ini disahkan dari hasil voting anggota DPR yang hadir dimana sebelumnya Anggota DPR dari Fraksi Demokrat melakukan Walk out dari forum. Akhirnya hasil voting yang menyisakan dua kubu refleksi Pilpres juli lalu dimenangkan Koalisi Merah Putih yang memang jelas mengungguli Koalisi Indonesia Hebat. Hanya saja, sangat disayangkan bahwa Fraksi Demokrat lah yang menjadi kambing hitam atas penetapan ini.
Rakyat menilai bahwa Fraksi Partai Demokrat harusnya ikut memperjuangkan Pilkada langsung oleh rakyat sebagaimana apa yang mereka perjuangkan dahulu. Bahkan kita masih sangat jelas mengingat bahwa SBY adalah Presiden pertama hasil pilihan rakyat langsung dan ini selalu menjadi kebanggaan Partai ini sampai hari kemarin, tepat sebelum fraksi mereka walk out. Kebanggaan karena mereka menganggap Partai Demokrat telah mendorong kemajuan Demokrasi di Indonesia.
Namun, hari ini kita melihat sandiwara yang dipertontonkan oleh pentolan petinggi Partai ini. SBY sebagai pemimpin tertinggi yang menjabat 3 posisi strategis hari ini terlihat menangis dan meminta maaf kepada rakyat. Mungkin dengan maksud untuk kembali merebut simpati bahwa ia menyesal atas keputusan sidang yang mengesahkan RUU Pilkada kembali ke DPR. Ia pasti berharap dengan air mata itu rakyat akan membenarkan bahwa walk outnya Fraksi Demokrat adalah tanpa sepengetahuannya. Ia tentu ingin mengelabuhi rakyat sekali lagi bahwa ia tak punya kuasa atas apa yang terjadi dalam sidang itu. Itulah sandiwaranya.
Tapi, maafkan saya pak SBY. Kali ini saya tidak akan lagi tertipu dengan sandiwara itu. Sebelumnya saya percaya bahwa Partai Demokratlah memang yang mendorong kemajuan demokrasi. Demokrat sesuai namanya demokrasi. Sayang sekali partai pak SBY ini lupa bahwa kemenangan SBY sebagai presiden adalah hasil dari pilihan langsung rakyat. Dan saya bisa menjamin bahwa jika bukan pemilihan langsung maka tentu ceritanya akan berbeda yang menimpa pak SBY dahulu. Ceritanya takkan ada SBY yang presiden 2 kali. Maafkan saya pak SBY. Sekarang anda harus melewati hari-hari bapak ke depan yang telah tercatat dalam sejarah telah menghentikan langkah maju demokrasi lalu membuatnya mundur kembali ke orde baru. Bapaklah sebagai pimpinan Partai bahkan presiden yang telah berhasil menginstruksikan anggota Fraksi Partainya lari dari medan perang saat rakyat mengharap perlawanannya untuk mempertahankan langkah maju demokrasi. Sekali lagi maafkan saya pak SBY. Bahwa saya akan mengenang pak SBY sebagai orang yang menghentikan langkah maju demokrasi yang selalu bapak dan partai bapak banggakan. Maafkan saya pak SBY. Shame On You SBY.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.