Ada banyak hal di Dunia ini yang masih luput dari penglihatan kita.
Masih begitu sering kita melihat sesuatu dari satu sisi saja yang
sebenarnya bukan seperti itu makna yang dikandungnya. Sebagaimana,
seorang Ibu yang mengandung janin bayi dalam rahim. Kita tidak dapat
melihat atau hanya bisa sekedar tahu bahwa dalam rahim ada janin yang
kelak akan jadi seorang bayi. Ada beberapa kesalahan yang kemudian
terjadi ketika seorang yang awam kemudian ingin menyimpulkan tentang
janin yang ada dalam Rahim Ibu tersebut. Maka akan tercipta beberapa
prediksi yang sesungguhnya belum jelas akan kebenarannya. Mulai dari
prediksi tentang jenis kelamin bayi, sampai kepada bayinya cantik atau
tampan.
Padahal, tentu saja jika yang mencoba memprediksi tersebut
bukan seseorang yang memiliki ilmu terhyadapnya maka akan salah dalam
melakukan penyimpulan.
Begitulah anaalogi kehidupan menurutku,
Bayi yang saya anggap sebagai takdir (peristiwa yang menimpa manusia),
tidak bisa kita prediksi tentang baik atau buruknya. Sebagaimana
prediksi terhadap jenis kelamin yang tentu saja akan mengalami
kekliruan bila tidak mengetahui apa yang sesungguhnya.Bayi yang
kemudian lahirpun belum bisa kita temui kebaikan atau keburukan yang
ada di dalamnya. Karena bisa saja, bayi yang pada hari ini terlahir
begitu lucu dan menggemaskan. Akan menjadi perusuh dan tak lagi disukai
oleh banyak orangt. Atau bahkan bayi yang pada hari ini dianggap tidak
lucu (jelek), kemudian hari akan tumbuh sebagai pribadi yang baik dan
memiliki wajah yang orang katakan menarik.Seperti itulah kehidupan,
dimana takdir yang dialami manusia sebagai kepatian dari Tuhan tak bisa
dikatakan baik ataupun buruk. Karena semua yang dialami adalah sebuah
pesan dari Tuhan untuk kita pelajari. Bahwa semua yang ditimpakan
kepada manusia adalah pembelajaran agar kita tahu dan mampu menuju
padaNya yang memberi kita pesan itu.Akan tetapi, bagaimanapun dalam
kobnndisi realitas manusia hari ini. Tidak sedikit yang jika ditimpakan
suatu peristiwa mereka lalu mengatakan sebuah keburukan terhadapnya
dan menganggap Tuhan tidak adil terhadapnya. Bahkan ada yang tidak
segang-segang menegasikan (tiadakan) Tuhan. Padahal sebelumnya, dia
mengatakan Tuhan begitu menyayanginya karena diberikan kemudahan dalam
memenuhi kebutuhannya atau kemudahan dalam mencapai setiap
keinginannya. Dan diantara manusia hanya sedikit pada hari ini yang
mampu menyaksikan dan melihat setiap kejadian sebagai pesan dari Tuhan
kepadanya agar belajar dan mencari jalan menuju kepadaNya.
Karena, sebagaimana bayi. Dia akan senantiasa tumbuh dan kelak menjadi
dewasa tanpa menuntut dimana tempat dia dilahirkan, tanpa menggugat
siapa orang tua yang melahirkannya, tanpa menggugat kapan waktunya dia
terlahir. Tapi dia senantiasa menerima takdir dari Tuhan sebagai pesan
dan pembelajaran baginya.
Namun, kenapa ketika tumbuh dewasa banyak anak remaja kemudian menjadi
lemah dan begitu mudah menyerah keapada kondisi serta dengan gampang
berucap bahwa Tuhan tidak adil terhadapnya.
Lalu, dimanakah kita sekarang?Masihkah kita mengerti akan setiap pesan
Tuhan yang diberikan kepada kita untuk membuat kita belajar dan mencari
jalan menujuNya?Sekali lagi, saya ingin katakan bahwa apa yang
kemudian menjadi prediksi kita hari ini hanyalah sebatas persepsi
kita.Karena NASIB BAIK dan NASIB BURUK hanyalah penilaian MANUSIA.Dan
orang-orang yang mampu membaca pesan tersirat dari setiap peristiwalah
yang akan memahami tentang dirinya dan Tuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar