Minggu, 28 September 2014

Hujan Itu Tetap Adalah Rezeki dari Tuhan



“Tik tik tik, bunyi hujan di atas genteng…” sepenggal lagu masa silam yang biasa dinyanyikan oleh anak-anak dan salah satunya adalah saya. Lagu itu teramat jelas diingatanku. Dimana saat turun hujan, biasanya saya lari keluar rumah untuk bermain di bawah guyuran hujan. Sangat menyengkan waktu itu. Bagiku hujan benar-benar rezky dari Tuhan. Tapi, saat ini tatkala hujan mulai turun dengan derasnya seakan ada rasa yang menentang di benakku ungtuk mengakui kalau hujan itu adalah rezky.
Bagaimana tidak, setiap kali hujan seakan menjadi pesan bahwa akan terjadi genangan yang akan mengakibatkan banjir. Betul saja, itu terjadi dan akibatnya setiap dari kita merasa tersakiti, kecewa dan marah. Kita kehilangan waktu untuk sekedar berteduh, kehilangan waktu karena terjebak kemacetan, merasa resah karena sebagian rumah dan kawasan kita hidup terendam, kita kehilangan harta, marah karena susah payah kumpulkan dan harus hilang, rusak karena air yang begitu bnyak di sekeliling kita.
Lalu, bagaimana lagi? saat hujan turun aku tetap ingin bernyanyi karena bagaimanapun Hujan adalah Rezky. rezky yang diberikan Tuhan sebagai sebuah bentuk pesan dari para Penghuni langit agar kita di Bumi menjadi lebih bijak dalam menata Alam. tidakkah kita sadar bahwa Ekosistem Alam tak lagi seimbang? ada patahan siklus yang terjadi disana. Dimana siklus air itu dipahami sebagai sesuatu yang sangat alami terjadi dan bukan merupakan suatu keadaan yang bisa menyebabkan bencana, kecuali ada kesalahan yang terjadi dalam siklus ini. Atau dengan kata lain ada syarat yang tidak terpenuhi sehingga airnya tidak lagi pada siklus yang seharusnya. Melainkan menjadi sebuah bencana. Yah, sebuah bencana berupa banjir. Dan ini mengingatkan akan sebuah kisah klasik yang terjadi di masa lalu.

Nabi Nuh As dan kaumnya yang didatangkan banjir untuk mereka. Nah, didatangkan Banjir itu sebagai peringatan atau hukuman bagi mereka yang tidak mau mengikuti risalah yang dibawah oleh utusan. Jadi, ini semakin memantapkan keyakinaku bahwa setiap kali terjadi banjir itu karena ada kesalahan yang ingin dicuci oleh Tuhan di bumi ini. kalau menelisik kembali ke sejarah Nabi Nuh, maka kita akan dapati bahwa kaum Nai pada waktu itu adalah kebanyakan mereka tidak patuh terhadap ajakan keTuhanan yng dibawah Sang Utusan. 

Malah mereka mengejek dan memandang rendah akan apa yang disampaikan Nabi. Nah, kalau seperti itu keadaannya sehingga terjadi banjir. Maka, hari ini pun banjir terjadi akibat sebagai kesalaha-kesalahan yang terjadi yang dilakukan dengan sengaja oleh umat manusia di Bumi ini dan meremehkan ajaran keTuhanan. Sehingga harusnya, menjadi sadarlah kita bahwa ketika banjir melanda suatu tempat, maka Tuhan sedang mencuci tempat itu dri dosa dan kesalahan manusia. Dicuci agar kembali bersih. jadi apakah setelah banjir datang kali ini yang mencuci tempat kita akan kembali lagi nanti? itu ditentuan oleh kita yang berada di tempat itu. Semoga kemudian (setelah banjir kali ini) Hujan itu bukan lagi sebagai hukuman untuk mencuci. Tapi Hujan itu tetap adalah rezky dari Tuhan. untuk kita makhluk yang sengaja dimuliakan olehnya dari makhluk lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.