Sabtu, 20 Agustus 2016

Merdeka adalah Pilihan

Merdeka adalah pilihan.

Banyak diantara kita hari ini ikut merayakan upacara peringatan Hari Kemerdekaan NKRI. Satu bentuk kesyukuran atas perjuangan para pendahulu yang pantang hina untuk dijajah. Mereka siap mengorbankan banyak hal bahkan sampai melepas nyawa untuk tidak ditindas.

Ironisnya, bahwa bentuk-bentuk penindasan senantiasa ada di setiap zaman bahkan saat bangsa ini sudah memproklamirkan kemerdekaan. Neo-kolonialisme atau penindasan gaya baru masih saja tetap dirasakan sebagian besar masyarakat kita. Sehingga pekik proklamasi kemerdekaan yang dibacakan setiap tahunnya tidak benar-benar dirasakan.

Jelas, bahwa kemerdekaan bukan pada kondisi kita menjadi mapan dan terlepas dari penindadan saja. Tapi sebagai bagian dari proses untuk terus berjuang melawan penindasan di setiap tempat dan setiap zaman. Penindas-penindas bisa berwajah 'bule' dengan rambut pirang, bermata biru, boleh jadi mereka bermata sipit dan bahkan bermuka sama persis dengan kita. Penindas bisa jadi adalah bagian dan saudara kita sendiri dalam suku dan agama. Mereka kerap hadir di tengah-tengah kita. Ada yang disadari dan ada yang tidak disadari.

Kemerdekaan adalah perlawanan pada penindasan, dalam bentuk apapun. Membela kaum mustadaifain adalah bentuk lain dari pernyataan merdeka.

Dalam konteks kekinian, merdeka adalah upaya untuk terus bergerak bersama mewujudkan kemandirian masyarakat, mewujudkan masyarakat madani yang berkeadilan sosial dan ekonomi. Merdeka juga berarti menolak setiap tindakan kolonialisme (penjarahan SDA oleh sekelompok orang) yang terus berlangsung. Merdeka adalah suara lantang ataupun lirih yang terus mengiring untuk melawan kesemena-menaan. Merdeka adalah pilihan kita untuk tidak tunduk pada kebijakan yang tidak pro rakyat dan merampas nilai keadilan serta nilai kemanusiaan.

Merdeka dalam bentuk lain adalah ikut berpartisipasi membangun dalam skala yang kita mampu. Saling menopang dan mendukung pada kesinambungan mewujudkan masyarakat adil makmur.

Merdekalah sejak dalam pikiran!
Lepaskan semua ikatan, terbanglah bebas. Jangan hiraukan segalanya kecuali kebenaran yang terungkap secara gamblang.


Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.