Manusia adalah Makhluk Politik (Human
Politica), seperti yang dikatakan Aristoteles. Olehnya manusia tidak bisa
lepas dari hal yang berbau politik. Sampai disini Aristoteles menganggap
politik adalah suatu sistem yang membuat manusia saling berinteraksi dalam
menghasilkan keputusan-keputusan yang sifatnya mengikat bagi komunitas
masyarakat tersebut. Sampai disini politik menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan, apalagi ini sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan. Namun dilain
pihak banyak yang mengatakan bahwa politik adalahperangkat dan tata cara yang
digunakan untuk mencapai kekuasaan di suatu komunitas
Nah, melihat dari itu
maka sungguh bahwa politik memang sangat penting. Keputusa-keputusan yang
diambil (sifatnya politis) tentu akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan
suatu masyarakat. Maka dari itu, masyarakat yang sudah dalam kondisi sadar
harus mengambil peran dalam politik saat ini.
Hari ini, kondisi masyarakat kita di
hadapkan pada momentum “Pesta Demokrasi” yang di dalamnya sangat erat dengan
keputusan politik yang akan kita ambil. Olehnya, saya memilih untuk ikut
berpartisipasi aktif dalam momentum kali ini. Bagi saya, sebagai Mahasiswa yang
memiliki peran sebagai ‘Agen Perubahan’ tentu harus ikut dlam momentum ini. Kita
tidak bisa hanya sekedar berpangku tangan dan menjadi manusia yang “Tuna
Politik“. (tidak aktif dalam politik lantaran pesimis atau memang
benar-benar apatis atau mungkin karena larangan organisasi
kemahasiswaan). Menjadi manusia “tuna politik” bagi saya telah
menghilangkan satu eksistensi kita sebagai manusia. Kehilangan diri sebagai
Makhluk poltik.
Pada momentum kali ini hal yang akan
dihadapi adalah mengikuti Pemilu Legislatif (09 April 2014). Memang ini adalah
Pesta Demokrasi, sebuah kegiatan yang oleh Aristoteles dikatakan sebagai hal
yang sulit mewujudkan masyarakat madani (masyarakat yang sejahtera dan
berkeadilan). Tentu itu sangat benar. Sebuah sistem pemilihan yang diatur oleh
suara pemilih terbanyak maka yang terjadi adalah menghasilkan pilihan yang
kualitasnya rendah lantaran kondisi masyrakat kita juga banyak yang berada di
bawah kesadaran intelektual yang baik. Sehingga dengan mudah suara-suara tadi
ini bisa didulang oleh orang atau partai tertentu dengan tawaran sembako atau
uang senilai puluhan ribu rupiah. Akhirnya dengan syarat batas suara yang harus
dipenuhi setiap Caleg untuk duduk, maka Caleg yang memiliki jumlah suara
terbanyaklah (lewat ambang batas) yang bisa terpilih. Dan kondisi masyarakat
yang mirip ‘kartu prabayar’ inilah yang memudahkan orang-orang yang
berkapasitas finansial besar bisa melanggeng ke Parlemen. Dan sekali lagi,
terbukti bahwa demokrasi benar-benar tak bisa mewujudkan masyarakat madani itu.
Lalu apakah kita hanya akan terus
berpangku tangan sembari melewatkan momentum ini dengan asumsi akan selalu
begitu yang terjadi?, Yah, memang sejarah ini akan kembali terulang. Tapi jika
kita berhasil mengumpulkan (menghimpun) suara-suaraorang yang sadar dan baik tu
untuk ikut memilih orang yang sadar dan baik juga maka tentu ceritanya akan
berbeda. Meskipun jelas bahwa mungkin jumlahnya akan sangat sedikit tapi tidak
apalah kita mencoba dari sekedar berpangku tangan dengan rasa pesimis yang
begitu besar. Tidak! Kita harus mengambil peran ini. Peran di tengah masyarakat
untuk membantu mendudukan orang-orang yang (dianggap) baik di Parlemen. Kita
harus mengambil langkah ini. Tidak ada tawaran lagi. Atau kita hanya akan jadi
penikmat sejarah sembari hanya mengutuk apa yang tidak kita coba mengambil
peran di dalamnya.
Sudahlah, hari ini masih tersisa
waktu sebelum Pemilu Legislatif dilangsungkan. Bagi kita, Pemuda ataupun
Mahasiswa harus menyebarkan ini dengan sungguh-sungguh. Paling tidak di
keluarga kita sendiri, ke masyarakat sekitar rumah kita. Bahwa penting untuk
kita memilih orang baik agar mewakili kita di Parlemen nanti. Setidaknya orang
yang kita kenal dan memiliki integritas dan ‘track record’ yang baik
(disinilah fungsi kita untuk menganalisis tentang siapa yang akan kita usung di
Parlemen itu). Marilah kawan sebarkan berita untuk bisa membantu orang-orang
tulus dan baik itu menjadi wakil kita di Parlemen. Paling tidak ini adalah
suatu bentuk ikhtiar kita dalam mewujudkan perubahan bagi masyarakat untuk
sejahtera dan berkeadilan. Sebuah langkah yang memang cukup berat, karena harus
disertai ketulusan dalam melaksanakan ini. Ketulusan bahwa kita memilih
(mendukungnya) bukan karena rupiah yang menggadai harga diri kita. Tapi, karena
orang-orang itu memang bisa kita percaya dan kita punya akses dengannya untuk
menyampaikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat di masa mendatang.
Akhirnya, saya menyampaikan rasa
salut kepada teman-teman Pemuda yang hari ini ikut berpartisipasi aktif dalam
mendukung orang-orang yang memiliki idealis (visi dan misi pro rakyat) untuk
bisa duduk di Parlemen. Kalian telah berbuat sesuatu yang luar biasa untuk
perubahan. Semoga ikhtiar yang dilakukan diberi kemudahan dalam perjuangan ini
dan harapan kita bisa tercapai. Kalian keren! (p_b)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar