Banjir adalah pesan bahwa Ekosistem Alam memang tak seimbang. Sehingga
Alam harus menyeimbangkan dirinya kembali. Air yang seharusnya mengalami
siklus sesuai ketentuan Alam (Hukum Alam: Sunnatullah) mengalami
patahan dalam siklusnya. Pemanasan air laut oleh cahaya Matahari;
menyebabkan air berevaporasi (Menguap dari laut, tanaman, sungai dan
tempat lainnya) membentuk awan. dalam keadaan jenuh uap air itu akan
jatuh dalam bintik-bintik air yang dikenal sebagai hujan. Air yang jatu
ke tanah akan melakukan perjalanannya kembali untuk sampai ke laut dan
bebrapa tempat yang semestinya. Agar kembali mengalami evaporasi.
Nah, akan tetapi yang terjadi adalah Hutan (tanaman) yang menjadi tempat
penyimpanan air hujan ditebang, sungai yang menjadi alur mengalirnya
air hujan dari Hulu ke Hilir diendapi sampah, ditambang pasirnya,
dibuatkan bendungan bahkan ada yang mempersempitnya, Tanah lapang yang
berpori yang seharusnya menjadi daerah resapan air diselimuti aslpal,
beton, besi dan bahan lainnya yang menyebabkan pori-pori tanah
tertutupi. Patahan ini mengakibatkan ketidakseimbangan. Sehingga air
yang seharusnya mengalami siklus secara sederhana menjadi rumit dan
berliku. oleh karena rumitnya mencari siklusnya akibatnya terjadilah
yang namanya Banjir.
Lihat saja, banjir hanya menggenangi jalan-jalan beraspal atau berbeton,
menggenangi perumahan pada penduduk yang tidak punya resapan air yang
baik, menggenangi daerah sekitar Hilir yang sungainya sempit.
bendungannya jebol karena tak mampu membendung air yang tumpah.
kalau kita bisa sedikit berfilsafat (memandangnya dari makna dan
hakikatnya) adalah sama-sama makhluk seperti kita manusia. Punya fitrah
(naluri) untuk melaksanakan hukum Alam yang ada. Dimana saat manusia
dicoba untuk dikekang apa yang menjadi fitrahnya, tentu saja akan
berontak dan meminta haknya dikembalikan. Karena kita tak ingin berada
dalam penindasan dan kita suka akan namanya keadilan (keseimbangan).
Sehingga senantiasa kita akan berusaha menyeimbangkan kehidupan kita
jika ada yang coba merampasnya. nah, seperti itulah air. haknya dalam
proses sirkulasinya dirampas keserakahan makhluk lainnya, kemerdekaannya
untuk terus berada di tempatnya dicekal oleh arogansi ego manusia.
jadi, sebagai makhluk wajarlah kalau air jadi marah dan berusaha
menyeimbangkan Alam kembali.
Tanah yang dirampas tak lagi berpori sebagai drainase, wilayah yang
dirampok tak lagi banyak tetumbuhan, Hutan yang lebat kini digunduli
atas nama kemajuan industri, gunung yang hijau dipangkas atas nama
kemewahan, sungai yang menjadi jalur diendapi sampah dan semakin
diperkecil atas nama kemajuan.
Lalu, apa lagi yang hendak kita rampas dari air? Apakah kita akan tetap
melawan fitrahnya yang seharusnya mengalami siklus secara sederhana
tanpa harus mengganggu makhluk lainnya? Tidakkan kita sadar bahwa lebih
dari separuh wujud dunia, wujud tumbuhan, wujud hewan bahkan wujud
manusia adalah air? Lalu kenapa kita tak membantunya untuk kembali
menyeimbangkan ekosistem Alam yang suda sangat parah kerusakannya ini?
Sadarlah, aku, kamu, dia, kalian dan mereka membutuhkan air. Jadi kenapa
tidak hari ini saja Kita (aku, kamu, dia, kalian dan mereka) berjanji
untuk berniat membantu air mengembalikan keseimbanga Alam ini. Bukankah
Tuhan mengajarkan kepada Manusia untuk menjadi rahmat bagi sekalian
Alam. jika tidak (mau) belajar berarti anda tidak sadar (bukan) manusia.
Karena manusia adalah sebagian besar air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar