Minggu, 28 September 2014

Banjir: Hanya Tindakan Air Untuk Menjaga Keseimbangan Alam

Banjir adalah pesan bahwa Ekosistem Alam memang tak seimbang. Sehingga Alam harus menyeimbangkan dirinya kembali. Air yang seharusnya mengalami siklus sesuai ketentuan Alam (Hukum Alam: Sunnatullah) mengalami patahan dalam siklusnya. Pemanasan air laut oleh cahaya Matahari; menyebabkan air berevaporasi (Menguap dari laut, tanaman, sungai dan tempat lainnya) membentuk awan. dalam keadaan jenuh uap air itu akan jatuh dalam bintik-bintik air yang dikenal sebagai hujan. Air yang jatu ke tanah akan melakukan perjalanannya kembali untuk sampai ke laut dan bebrapa tempat yang semestinya. Agar kembali mengalami evaporasi.

Nah, akan tetapi yang terjadi adalah Hutan (tanaman) yang menjadi tempat penyimpanan air hujan ditebang, sungai yang menjadi alur mengalirnya air hujan dari Hulu ke Hilir diendapi sampah, ditambang pasirnya, dibuatkan bendungan bahkan ada yang mempersempitnya, Tanah lapang yang berpori yang seharusnya menjadi daerah resapan air diselimuti aslpal, beton, besi dan bahan lainnya yang menyebabkan pori-pori tanah tertutupi. Patahan ini mengakibatkan ketidakseimbangan. Sehingga air yang seharusnya mengalami siklus secara sederhana menjadi rumit dan berliku. oleh karena rumitnya mencari siklusnya akibatnya terjadilah yang namanya Banjir.
Lihat saja, banjir hanya menggenangi jalan-jalan beraspal atau berbeton, menggenangi perumahan pada penduduk yang tidak punya resapan air yang baik, menggenangi daerah sekitar Hilir yang sungainya sempit. bendungannya jebol karena tak mampu membendung air yang tumpah.
kalau kita bisa sedikit berfilsafat (memandangnya dari makna dan hakikatnya) adalah sama-sama makhluk seperti kita manusia. Punya fitrah (naluri) untuk melaksanakan hukum Alam yang ada. Dimana saat manusia dicoba untuk dikekang apa yang menjadi fitrahnya, tentu saja akan berontak dan meminta haknya dikembalikan. Karena kita tak ingin berada dalam penindasan dan kita suka akan namanya keadilan (keseimbangan). Sehingga senantiasa kita akan berusaha menyeimbangkan kehidupan kita jika ada yang coba merampasnya. nah, seperti itulah air. haknya dalam proses sirkulasinya dirampas keserakahan makhluk lainnya, kemerdekaannya untuk terus berada di tempatnya dicekal oleh arogansi ego manusia. jadi, sebagai makhluk wajarlah kalau air jadi marah dan berusaha menyeimbangkan Alam kembali.
Tanah yang dirampas tak lagi berpori sebagai drainase, wilayah yang dirampok tak lagi banyak tetumbuhan, Hutan yang lebat kini digunduli atas nama kemajuan industri, gunung yang hijau dipangkas atas nama kemewahan, sungai yang menjadi jalur diendapi sampah dan semakin diperkecil atas nama kemajuan.
Lalu, apa lagi yang hendak kita rampas dari air? Apakah kita akan tetap melawan fitrahnya yang seharusnya mengalami siklus secara sederhana tanpa harus mengganggu makhluk lainnya? Tidakkan kita sadar bahwa lebih dari separuh wujud dunia, wujud tumbuhan, wujud hewan bahkan wujud manusia adalah air? Lalu kenapa kita tak membantunya untuk kembali menyeimbangkan ekosistem Alam yang suda sangat parah kerusakannya ini? Sadarlah, aku, kamu, dia, kalian dan mereka membutuhkan air. Jadi kenapa tidak hari ini saja Kita (aku, kamu, dia, kalian dan mereka) berjanji untuk berniat membantu air mengembalikan keseimbanga Alam ini. Bukankah Tuhan mengajarkan kepada Manusia untuk menjadi rahmat bagi sekalian Alam. jika tidak (mau) belajar berarti anda tidak sadar (bukan) manusia. Karena manusia adalah sebagian besar air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.