Film yang patut mendapat apresiasi positif atas sebuah karya yang mampu
menyisipkan begitu banyak nilai edukasi di tengah maraknya film produksi
dalam negeri yang mengekploitasi kehororan yang sebenarnya lebih kepada
sensualitas. 99 Cahaya Di Langit Eropa, ini judul filmnya. Film yang
mengambil latar cerita dari eropa yang membut kita banyak belajar
tentang nilai ajaran dari islam itu sendiri.
Film yang berdurasi lebih dari dua jam ini menyimpan nilai makna
mendalam tentang kehidupan umat islam yang ada di belahan dunia ini. Satu di antaranya adalah cerita yang bermula dari wina, Jerman benua
Eropa ini.
'Hanum' adalah sosok yang bercerita dalam film ini. Ia adalah seorang
perempuan muslimah dari Indonesia yang tinggal di Eropa atas alasan
mendampingi 'Rangga' (suaminya) dalam studi program doktoralnya (jenjang
strata tiga) di Universitas yang ada di Jerman. Kehidupan yang
dijalani Hanum sebelumnya dirasaknnya membosankan sebelum ia bertemu
dengan 'Fatma Pascha' seorang perempuan muslimah berasal dari Turki yang
juga seorang istri dari 'Salim' dan Ibu dari "Aesya' gadis kecil yang
ternyata menderita kanker.
Dalam perjalanan kisah Hanum yang bertemu dengan Fatma membuatnya banyak
belajar tentang hakikat dari ajaran islam itu sendiri. Cahaya yang di
temukan di Eropa, cahaya yang membuatnya melihat dari sudut berbeda saat
menjadikan dirinya sebagai orang yang mengikuti ajaran islam.
Hal yang menarik dari film ini adalah diangkatnya sejarah tentang
Panglima militer dari Dinasti Ottoman yang berpusat di Turki, Kara
Mustafa Pascha.Saya pun baru mendengar nama ini. Akhirnya saya menangkap
dari film ini bahwa dia adalah panglima perang yang memimpin ekspansi
ke Timur Eropa yang mengakibatkan perang dan kekalahan baginya dengan
menumpahkan banyak darah dan nyawa manusia pada waktu itu. Seorang
Panglima Perang yang mengangkat pedang untuk menumpahkan darah banyak
manusia dengan menggunakan simbol agama. Dimana pada akhirnya bangsa
eropa di wina menganggapnya mewakili islam secara umum yang mencintai
perang dan pertumpahan darah. Padahal islam adalah agama yang
mengajarkan cinta kasih, rahmat bagi seluruh alam.
Dalam penggalan cerita selanjutnya mengungkapkan ternyata Fatma Pascha
adalah masih keturunan dari Kara Mustafa Pascha. Dimana saat mengunjungi
museum ia menangis. Menangis karena ia ditakdirkan menjadi keturunan
dari seorang Panglima Militer yang telah menumpahkan banyak darah dan
mengobarkan perang. Dimana menyebabkan pandangan bangsa jerman (Wina)
menganggap simbol agama yang dipakainya identik dengan kekerasan dan
terorisme. Tapi, air mata itu bukan bentuk penyesalannya atas takdir
tersebut melainkan dorongan baginya untuk memperbaiki apa yang telah
menjadi kesalahan dari Panglima Militer itu. Yah, ia menjadi pribadi
yang berakhlak dan menyebarkan islam dengan kedamaian. Hal ini bisa
disaksikan dari penggalan cerita dimana ia membayarkan menu makan siang
dua pemuda jerman yang sebenarnya telah menghina dirinya, agama dan
bangsanya (turki). Jika menurut kita, adalah pantas dan sangat wajar
baginya untuk membalas keburukan dua pemuda itu dengan hal setimpal.
Tapi itu tidak ia lakukan lantaran ia memahami hakikat dari ajaran agama
ini. Berakhlak mulia.
Sosok Fatma yang dikenal Hanum inilah yang pada akhirnya juga mengubah
pemahaman Hanum terhadap ajaran agama yang mengutamakan akhlak mulia.
Hanum akhirnya membalas tetangga kamarnya yang menjengkelkan itu dengan
membuatkannya menu makan siang yangb berhasil dibuatnya sendiri.
Perilaku ini akhirnya membuat tetangganya tersenyum dan menghormatinya.
Sosok yang lain adalah Rangga, seorang muslim yang tetap teguh menjaga
ajaran agamanya di tengah budaya yang mungkin bagi beberapa orang akan
sangat mudah untuk meninggalkan keyakinannya. Tapi tidak baginya. Ia
tetap teguh dengan ajarannya itu dan menjalankannya.
Tak kalah dari ibunya, Aesya gadis kecil yang mengenakan kerudung akan
menyentak hati bagi perempuan dewasa muslimah yang menyaksikan film ini
oleh sikap gadis kecil ini yang memilih dengan teguh untuk mengenakan
kerudung sebagai kewajiban untuknya sebagai perempuan.
Tak hanya Jerman yang menjadi latar belakang dari film ini, adalah
Perancis yang menjadi satu negara di Eropa yang menjadi latar belakang
film ini. Di Perancis dalam perjalanan Hanum beserta suaminya Rangga, Ia
bertemu dengan Marion seorang perempuan Perancis yang menjadi muallaf
ketika di Jerman dan menjadi sahabat Fatma. Marion perempuan yang tekun
mencari jejak peradaban islam di negaranya perancis. Dalam cerita ini
dijelaskan lagi satu tokoh yang dikenal dunia, Napoleon Bonaparte. Dalam
cerita ini diungkapkan bahwa Napoleon memluk agama islam sebelum
matinya. Hal itu didasarkan pada bangunan-bangunan monumental yang
didirikannya pada sebuah jalan yang lurus yang diberi nama "Jalan
Kemengan". Jalan ini membentuk garis lurus imajiner membentang ke timur
yang jika diperpanjang akan tepat menuju satu titik bangunan monumental,
fenomenal dan memiliki nilai spiritual bagi setiap muslim di dunia.
Ka'bah, adalah bangunan yang menjadi kiblat bagi umat islam di dunia
ini. Hal ini, barangkali bisa jadi bukti kalau memang Napoleon Bonaparte
benar memeluk islam. (ini perlu dicari referensinya lebih jauh).
Terakhir, bahwa film ini memiliki nilai edukasi yang tinggi terhadap
ajaran islam yang dianut sebagian besar masyarakat di Indonesia. Sebagai
sebuah film yang merupakan produksi anak negri maka ini layak untuk
direkomendasikan untuk dinonton.
Sebagai sebuah kesimpulan bahwa film ini memberikan pelajaran akan makna
"Akhlak" sebagai sikap yang diajarkan Tuhan melalui Nabinya. Dan
menyampaikan kepada manusia bahwa islam adalah agama yang damai yang
penuh cinta kasih.Rahmat bagi seluruh Alam. Tidak seperti Kara Mustafa
Pascha yang telah menjadi Tokoh yang disimbolkan (dikaitkan) dengan
ajaran islam yang telah dengan tega mengankat pedang, mengobarkan
perang, menumpahkan darah dan merenggut nyawa manusia. Bukan seperti hal
demikian yang harus kita tonjolkan sebagai umat muslim di mata dunia
(manusia) agar tidak lagi dinilai sebagai teroris. Dikarenakan agama ini
adalah berasal dari Tuhan yang penuh cinta kasih dan sayang. "Bismillah
ar rahman ar rahim" (Dengan Dia disebut (nama) Allah yang maha pemurah
lagi maha penyayang), menurut saya sudah cukup untuk meberikan
pengertian betapa Tuhan mencitai kasih dan sayangnya. Lalu bagaimana
mungkin kita akan berfikir untuk menumpahkan darah yang lain dengan
mudah.
Berakhlah sebagaimana akhlak Tuhan, akhlak para Nabi.
99 Cahaya Di Langit Eropa, adalah Cahaya dari Timur. Seberkas cahaya
dari manusia-manusia suci yang telah mencontohkan ajaran islam menjadi
cahaya yang telah melalui lorong-lorong waktu menembus pekat dan
gelapnya sejarah. Ia menjadi berkas cahaya yang memancarkan kedamaian
dan rahmat bagi sekalian Alam.
Jadilah cahaya-cahaya. Tak hanya di eropa tapi di seluruh benua.
---Jadilah Agen Islam yang menyebarkan senyum dan kedamaian---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar