Jumat, 24 Juni 2016

The Conjuring 2 : Di Setiap Agama Ada Sosok VALAK

Akhirnya saya sempat juga menonton film yang lagi hits ini. Meskipun horor, berseliweran foto Si Iblis yang dibully di dunia maya. Namanya Valak, sosok yang menjadi dalang tragedi di sebuah rumah di Inggris, di kediaman Hudson (semoga saya tidak salah ingat). Tapi, ada hal yang sedikit aneh dengan sosok iblis kali ini. Dia digambarkan seperti seorang Biarawati dengan kalung salib melingkar di lehernya. Dia mampu mengendalikan hantu lainnya dengan kekuatannya itu.

Kenapa Iblis disimbolkan dengan orang beriman (seorang biarawati)? Ini yang terlintas di benakku dan mungkin di benak orang lain yang menonton. Sebagian menganggapnya lucu barangkali. Tapi, semalaman saya berpikir sedikit keras untuk hal ini. Sehingga akhirnya saya ingin membahasnya sedikit.

Valak, ia adalah iblis yang bersosok biarawati. Orang yang beriman dalam agama kristen.

Dalam teologi islam (yahudi dan kristen juga meskipun ada sedikit perbedaan), sebelumnya ada makhluk yang bernama Azazil. Ia beriman dan menyembah Tuhan dengan begitu taat. Bahkan tidak ada tempat di langit dan di bumi dimana ia tak menyembah Tuhan. Hanya saja, tatkala Tuhan menciptakan Adam dan Hawa yang akan dijadikan pemelihara bumi, azazil diminta sujud (penghormatan) kepadanya. Azazil yang menganggap dirinya paling beriman dan begitu banyak ibadahnya pada Tuhan menolak melakukannya. Ia merasa bahwa dirinyalah yang pantas dihormati ketimbang Adam dan Hawa yang baru diciptakan. Dia sudah beribadah jutaan tahun sebelum penciptaan manusia. Ia menjadi tinggi hati, merasa paling dekat dengan Tuhan.

Padahal, Tuhan berkata bahwa "takkan dikatakan seorang beriman sebelum mereka diuji keimanannya". Inilah ujian keimanan bagi Azazil, sayangnya ia tak lulus. Ujian serupa ini memang tampak tak masuk akal, sebagaimana ujian demi ujian yang diberikan kepada Ibrahim (Abraham) di masa lalu. Ibraham diminta menyembelih Ismail, anak yang begitu disayangi, sangat tak masuk akal. Bedanya, Ibrahim melaksanakannya dan Ismail diselamatkan.

Azazil yang menolak perintah Tuhan akhirnya terusir dari tempat mulia. Ia menyesalinya, makanya disebut Iblis yang artinya 'makhluk yang menyesal'. Azazil kini menjadi Iblis (yang menyesal). Namun, ia tak ingin sendiri dalam penyesalannya. Ia meminta pada Tuhan untuk ditangguhkan umurnya hingga kiamat kelak dan ia berjanji akan membuktikan kepada Tuhan bahwa manusia serupa Adam dan Hawa pun amat ingkar pada Tuhan. Iblis memulai propagandanya dengan menyamar menjadi ular, menggoda Adam tapi tak tergubris. Iblis kemudian mendekati Hawa dan hawa yang meyakinkan Adam untuk mendekati pohon khuldi (pohon keabadian dalam teologi kristen).

Hawa tergoda, karenanya sampai hari ini simbol perempuan selalu mudah dibisiki Iblis. Mungkin itu alasan kenapa 'Janet' (seorang anak perempuan) pula yang dibisiki Iblis dan dirasuki oleh Hantu Billy Walkins.

Lalu apakah cerita ini relevan dengan dunia kita?

Iya, tentu saja.
Sosok yang paling menakutkan sebenarnya adalah saat orang-orang merasa begitu dekat dengan Tuhannya sehingga ia menyimbolkan dirinya sebagai orang paling beriman. Ketinggian hati itu pada akhirnya akan menjadi kesombongan bagi kaum agamawan. Kesombongan yang membuatnya memandang rendah orang lain dan merasa paling bisa mewakili Tuhan untuk setiap keputusan bagi manusia. Seperti Iblis yang memandang rendah Adam.

Di masa lalu, beberapa kaum gerejawan tega memenggal kepala-kepala para ilmuan yang dianggap berbeda dalam menafsirkan "apakah matahari jadi pusat tata surya atau bumi yang menjadi pusatnya?". Perdebatan ini tidak bisa diterima kaum gerejawan sehingga membuatnya berubah jadi sosok menakutkan. Lewat perselingkuhannya dengan kerajaaan, kekuasaanya membuat ilmuan yang berbeda pandangan harus dihukum dan dipenggal. Meskipun pada akhirnya terbukti bahwa teori Galileo Galile tentang Heleosentris benar, bahwa Matahari pusat tata surya. Itu di Kristen.

Di Palestina, kaum Yahudi yang menganggap diri beriman pada Yahwe pun sama. Ketinggian hati dan merasa kaumnya sebagai kaum terbaik imannya diantara manusia lainnya membuatnya menjelma Iblis. Mereka menjadi sosok yang menakutkan bagi manusia lainnya. Mereka mengatasnamakan persembahan untuk Tuhan tapi membantai kemanusiaan. Padahal mereka tak lain mewarisi sifat iblis yang merasa paling mulia.

Beda lagi dengan peristiwa di Rohingya dimana beberapa agamawan buddha menjelma sosok anti kemanusiaan. Mengganggap dirinya paling dekat dengan Tuhan sehingga membuatnya merasa layak membantai atas nama keberimanannya. Disini, lagi-lagi simbol keberimanan menjelma iblis yang begitu tega membunuh manusia lainnya.

Penjelmaan iblis ini memang banyak rupa. Tak terkecuali dalam agama islam. Dengan surban dan jubahnya, banyak yang mengaku muslim ikut tergabung dalam kelompok ISIS yang dengan begitu beringasnya menghancurkan banyak wilayah dan membunuh banyak orang tanpa pengadilan. Mereka pun merasa tinggi hati, menggagap diri paling beriman dan dekat dengan Tuhan. Sehingga mereka mengklaim diri mewakili Tuhan atas setiap aksi penghancuran dan pembunuhan. Mereka menjelma menjadi makhluk menakutkan dan meneror manusia lainnya di timur tengah.

Para Agamawan seperti ini, memakai simbol orang beriman. Di islam, kristen, budha, hindu, yahudi dan agama lainnya selalu punya orang yang merasa tinggi hati dan akhirnya menjadi sombong. Pada saat sampai di puncak kesombongan, mereka akhirnya merasa diri paling beriman dan layak menjadi wakil Tuhan untuk menghancurkan dunia. Mereka menjelma iblis yang menakutkan dengan pakaian agama yang dikenakannya. Tepat seperti sosok VALAK yang menggunakan simbol keberimanan, tapi menakutkan bagi manusia.


Sabtu, 11 Juni 2016

Arogansi Agama Vs Moralitas Kemanusiaan

Arogansi Agama Vs Moralitas Kemanusiaan

Tak cukup 24 jam, viral video yang menyebar saat Satpol PP lewat perintah Pemda di Serang menyebar memperlihatkan bentuk arogansi keberagamaan.

Memasuki bulan suci ramadhan, ternyata tak membuat orang yang beribadah di dalamnya menjadi lebih bijak. Beralasan untuk menghormati ramadhan dan orang yang berpuasa, arogansi itu dipertontonkan bahkan pada seorang wanita tua (Ibu Eni) pedagang makanan yang membuka warungnya di bulan ramadhan. Alasan Ibu Eni sederhana, itu satu-satunya cara mendapatkan rezki untuk menopang kebutuhan keluarganya. Sebuah warung kecil dengan makanan yang dijual dengan harga tak seberapa. Ia hanya berharap modal kembali dengan sedikit untung hari itu.

Tapi, tak disangka ternyata gila penghormatan ibadah juga melanda PEMDA tempatnya membuka warung. Makanan yang ia jual harus disita meskipun ia sudah menangis di hadapan Satpol PP. Ia hanya bisa menyaksikan semua itu dengan kondisinya yang sudah tua dan kekuatannya lemah, begitu perkasanya arogansi keberagamaan manusia gila hormat.

Hanya saja, di lain sisi moral kemanusiaan masih tetap terjaga di negeri ini. Tak lagi berbicara tentang 'agamamu apa?', tapi tentang kepedulian sebagai manusia. Mereka terenyuh menyaksikan sang ibu pemilik warung menangis. Siapa yang tega menyaksikan itu? Hanya manusia berhati batu yang akan tetap merampas dagangannya tanpa memberikan solusi atas itu.

Lewat akun @dwikaputra , sebuah aksi gotong royong digalakkan. Hasilnya menakjubkan, 100juta lebih dana terkumpul tak cukup 24 jam setelah dibukanya rekening untuk donasi. Setiap yang berhati pasti terharu. Di negeri ini kita masih punya banyak manusia yang berhati mulia. Tanpa membatasi diri dalam identitas agama, ras dan suku. Mereka saling bergotong royong menyalurkan dana mulai dari 10 ribuan sampai ratusan bahkan ada yang (mungkin) jutaan. Tujuan sama, membantu Ibu Eni dan orang serupa yang terampas haknya.

Saya terharu.
Inilah sebenarnya makna dari memiliki agama itu. Memanusiakan manusia. Menjaga yang lemah dan memberikannya bantuan.

Saya teringat pada firman Tuhan dalam kitab Al Qur'an, Q.S Al Maun.
"Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?....."
1. Menghardik Anak Yatim
2. Tidak menganjurkan memberi makan pada fakir miskin.
3. Orang yang beribadah tapi Riya' (Riya' itu beribadah untuk dipandang dan dihormati oleh manusia)
4. Orang yang enggan menolong dengan barang berguna (termasuk yang merampas barang orang lain).

[Tuhan telah mencirikan mereka para pendusta agama dengan sangat jelas].

*Semoga kita bukan bagian dari pendusta agama.

Terima kasih untuk mereka yang peduli atas kemanusiaan, saya yakin Tuhan akan tersenyum melihat aksi anda, apapun agama anda. Dan untuk mereka yang memelihara arogansinya untuk gila dihormati, bertayalah pada diri kalian; "Sudikah Tuhan melihat keangkuhan kalian yang mengatasnamakanNya?"


Selasa, 07 Juni 2016

Islam dan Fitnah Murahan Itu

ISLAM dan Fitnah Murahan Itu

Begitu dahsyatnya fitnah menyebar lewat media sosial. Fitnah yang ditujukan pada satu diantara pendiri Teman Ahok. Dengan foto orang lain, memfitnah seorang lainnya yang berhijab. Ada bermacam fitnahan yang mereka sebar begitu massif. Intinya merendahkan seorang perempuan berhijab hanya karena pilihan politiknya memilih Ahok yang non muslim.

Mereka merasa tak berterima seorang perempuan berhijab (simbol perempuan muslimah) mendukung Ahok. Akhirnya mereka dengan meyakini bahwa hijab yang digunakan itu hanyalah untuk mengelabuhi muslimah lainnya dalam mengumpulkan dukungan bagi Ahok.

Bak gayung bersambut, mereka kegirangan saat ada akun yang menyebar sebuah foto (mirip Amalia, pendiri Teman Ahok) berada di Singapura tak mengenakan jilbab. Tanpa diklarifikasi, informasi itu bagaikan anugerah bagi mereka. Mungkin mereka bilang "akhirnya kena juga lo!". Informasi itu dibumbui dan dipoles lagi agar semakin meyakinkan. Mulailah satu akun membagikan dan akun lainnya dengan jenis (otak) yang sama senang hati dan bangga menyebarkannya.

Ada yang menulis begini "menjual agama", yang dimaksud adalah Pendiri Teman Ahok menjual hijab (simbol agama) agar menggait pemilih. Maksudnya begitu.

Mereka lupa bahwa informasi yang datang itu harus diklarifikasi dulu sebelum disebar. Pokoknya jika berkenan dengan keburukan Ahok, pastilah itu benar. Tak peduli siapa yang menginfokan, mereka langsung 'share'.

Satu diantara akun 'penyebar fitnah' itu muncul di berandaku (FB). Saya langsung mengingatkanya agar berhati-hati menyebar informasi. Apalagi tanpa klarifikasi. Saya sampaikan informasi itu HOAX. Tapi dengan bangga dia malah menyerang saya yang katanya juga sebagai Teman Ahok.

Saya hanya tersenyum.

Saya hanya akan sodorkan satu firman Tuhan di Q.S Al Hujarat ayat 6.

Semoga mereka yang telah menyebar fitnah mau meminta maaf atas kekeliruannya. Memohon ampun pada Tuhan agar mengampuni kesalahannya yang mengabaikan firmannya untuk tidak menyebar fitnah.


Jumat, 03 Juni 2016

CSR PT. Semen Tonasa, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang Setengah Hati

CSR, Dana Sosial Perusahaan yang Setengah Hati

Bukan lagi sesuatu hal yang baru persoalan CSR ini. Saya pernah menuslikan bahwa perusahaan semen yang berdiri tepat di depan rumahku (hanya berjarak beberapa kilo meter saja ke timur) itu tidak memenuhi tanggung jawab sebagaimana seharusnya. Puluhan tahun berdiri dan masyarakat sekitar kampungku tak pernah terdengar bangga memiliki perusahaan semen di daerahnya. Kalaupun ada hanya segelintie saja yang merasakannya. Kalau bukan karyawannya, mungkin yang bersentuhan dengan itu.

Saya sebenarnya sedikit lucu.
Pernah suatu ketika saya ingin menyebar kuesioner (tak kesampaian) ke warga untuk menjadikannya bukti administratif bahwa warga memang tak begitu merasakan dampak dari berdirinya perusahaan semen itu. Adapun yang dirasakan hanyalah butiran debunya yang tersesat tak tahu arah jalan pulang...

"Setidaknya saya pernah berjuang" kataku berusaha menghibur diri atas apa yang sebenarnya belum (sepenuhnya) saya lakukan. Sedikit merasa sedih saat musim kemarau datang dimana debu-debu berterbangan jelas di atas atap-atap rumah, masuk di lantai. Kalau ada yang tak percaya, maka datanglah ke desaku. Disana setiap atap rumah yang dari seng akan terlihat kokoh dibaluti debu semen yang menempel mesra.

Hal lain yang mungkin pernah dilakukan perusahaan itu adalah pembagian sembako murah, pemeriksaan kesehatan gratis dan beberapa sumbangan lainnya. Tapi rasanya nuraniku selalu bilang itu masih sangat sedikit dari keuntungan yang mereka hasilkan setiap tahunnya dari jutaan sak semen yang dijual. Sangat amat sedikit jika dibanding dengan debu yang terhirup hampir setiap desah nafas masyarakat.

Saya tak tahu sudah berapa banyak keuntungan dikantongi mereka. Tapi berdirinya pabrik tonasa 5 menjadi bukti perusahaan ini benar-benar mendulang emas dari batu kapur dan silika di daerahku. Setiap hari saat bunyi sirine lewat tengah hari, gunung kaour itu kembali dibom untuk dihancurkan. Semua orang di desa pasti tahu itu.

Akhirnya, aksi siang tadi dari Kelompok mahasiswa kembali menyentakku untuk bernostalgia tentang apa yang (belum) saya tuntaskan. CSR perusahaan ini memang harus ditransparansikan pengelolaannya kepada masyarakat. Bukan hanya dengan data di atas kertas sebagai laporan kepada manajemen mereka dan pemerintah. Atau jangan-jangan pengelola dana CSR, manajemen dan pemerintah (termasuk legislatif) telah berselingkuh satu sama lain hingga sengaja menutup mata untuk membicarakan persoalan ini. Entahlah....

Tapi, nantinya saat memasuki bulan ramadhan. Manajemen perusahaan ini akan tampil di TV*I untuk mengucapkan selamat berbuka puasa. Sebuah ucapan berulang-ulang selama (kurang-lebih) 30 hari. Ucapan yang tentunya menghabiskan biaya penayangan yang tidak sedikit (jika dilihat dari kacamata masyarakat penghisap debunya). "PT. Semen Tonasa mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa/selamat menantikan waktu berbuka puasa". Kapan yah, mereka tampil di TV untuk menayangkan ucapan seperti ini, "PT. Semen Tonasa mengucapkan selamat menikmati debunya"....

Yah...
Mungkin sedikit mengutip kata Tuhan...
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula"...
Dzarrah itu lebih kecil dari debu yang berterbangan. Dan coba kalikan berapa banyak debu yang berterbangan dan tidak dibalas oleh Perusahaan itu kepada masyarakat? Mungkin kelak Tuhan bisa membalasnya...

Bersabarlah rakyat yang setiap hari menghisap debunya.


Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.