Kamis, 19 Februari 2015

SURAT TERBUKA UNTUK WALIKOTA MAKASSAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Salam untuk wahai Bapak Walikota.
Semoga anda senantiasa diberi kesehatan untuk melihat bagaimana kondisi masyarakat kota yang sedang anda pimpin.
Beberapa hari yang lalu tampaknya bapak dianggap telah melakukan sesuatu hal yang begitu heroik sampai-sampai diberitakan berulang kali dan dibagikan informasi tentang bagaimana seorang Walikota Makassar mengeluarkan Surat Edaran tentang Pelarangan Perayaan Valintine.
Banyak orang yang memuji anda, bahkan di beberapa jejaring sosial yang saya aktif di dalamnya beberapa pengguna dengan begitu bangga membagikan informasi-informasi dari media online dimana  memuat berita tentang kisah heroik itu. Tentang Walikota Makassar yang hebat karena melarang Perayaan Valintine.
Tapi tahukah bapak bahwa saya tidak begitu antusias atas hal itu. Bukan karena tidak mengapresiasi niat baik anda untuk mencegah pemuda-pemudi Kota Makassar melakukan hal yang tidak semestinya di hari itu. Tapi saya tahu bahwa Surat Edaran yang ada itu tak pernh digubris oleh mereka yang memang sudah merencanakan merayakan valintine bersama pasangannya, merayakan dalam artian negatif (melanggar norma kesusilaan ataupun norma sosial). Dan hal itu terbukti saat malam valintine terjaring puluhan pasangan muda-mudi yang berada di kamar wisma maupun hotel. Itu jumlah yang berhasil dirazia. Bagaimana dengan yang tidak kedapatan?
Bagi saya sebenarnya lebih baik membentengi mereka dengan nilai-nilai norma yang baik ketimbang hanya mengeluarkan Surat Edaran saat menjelang Valintine dimana (mungkin) rencana pasangan muda-mudi itu sudah matang untuk merayakan hari kasih sayangnya dengan hal yang diluar moralitas.
Tapi, Wahai Bapak Walikota.
Bukan hanya karena itu saja alasan saya tidak antusias atas Surat Edaran itu. Bagi saya yang bukan penduduk asli Makassar (tapi sudah hampir 6 tahun berada di Makassar) menilai bahwa beberapa waktu terakhir ini Makassar sungguh sangat tidak aman. Maraknya pembantaian yang dilakukan oleh Geng Motor terhadap pengguna jalan yang melintas di beberapa titik rawan, banyaknya kasus perampokan mini market, penyerangan pengunjung warkop bahkan sampai menganiaya dan menikam pengguna jalan secara beramai-ramai yang juga korbanya ada dari kalangan siswa sekolah.
Anehnya, GENG MOTOR ini dianggap adalah sekumpulan kalangan anak-anak di bawah umur yang katanya sulit untuk diberantas.
Wahai Bapak Walikota.
Bagi saya (dan mungkin sebagian besar warga lain) yang menetap di Kota ini. Tidak begitu penting Bapak mengeluarkan Surat Edaran untuk pelarangan perayaan hari valintine yang nyatanya bukan hanya di tanggal 14 februari itu saja banyak pasangan yang tidak wajar. Tapi Makassar kini mengalami darurat keamanan yang ditengarai hanya dilakukan oleh GENG MOTOR dengan kumpulan anak-anak di bawah umur. Kenapa Bapak tidak mengeluarkan edaran pelarangan GENG MOTOR itu dan meminta Aparat Keamanan yang ada di kota ini turun untuk memberantasnya?
Kenapa Bapak Walikota tak menganggap penting hal ini? Sampai-sampai keresahan tentang GENG MOTOR ini sudah berlangsung lama dan menelan banyak korban. Apakah Bapak mau menunggu sampai satu diantara keluarga Bapak yangvmenjadi korban?
Bahkan beritanya Bapak dan beberapa pihak sudah melakukan kunjungan sampai ke Negeri Matahari Terbit hanya untuk belajar penanganan GENG MOTOR itu. Lalu kapankah hasil dari kunjungan itu diterapkan agar GENG MOTOR itu tidak lagi jadi keresahan dan menyusahkan?
Bapak Walikota...
Saya berpendapat bahwa anda tak perlu takut untuk mengeluarkan surat edaran ataipun perintah pemberantasan GENG MOTOR lantran takut akan HAM karena menindaki anak di bawah umur. Karena saya pribadi (mungkin juga banyak warga lain) sangat mendukung upaya tegas aparat melalui instruksi Walikota untuk memberantas GENG MOTOR ini bagaimanapun caranya. Bahkan kalau mesti melakukan penembakan di tempat, saya kira itu hal yang bisa diterima lantaran kumpulan anak dari GENG MOTOR itu memang kehilangan nilai kemanusiaannya. Dan untuk orang yang hilang nilai kemanusiaannya tak perlu diberlakukan HAM (Hak Asazi Manusia) terhadapnya.
Karena pendapat saya bahwa jika kumpulan GENG MOTOR yang ditengarai pelakunya anak-anak di bawah umur itu seharusnya ada di rumah mereka belajar untuk bisa menjadi generasi penerus. Bukan berada dijalan untuk melukai orang lain, menganiaya, merampok dan menyebar teror.
Bapak Walikota...
Anda diangkat untuk memenuhi harapan-harapan masyarakat yang ada di Kota Makassar. Bahkan harapan saya (yang bukan penduduk asli dan bukan pemilih anda) untuk mendapatkan rasa aman di kota ini. Bukan mendapat kekhawatiran atas aksi brutal GENG MOTOR yang bisa saja saya alami saat berada di jalan malam hari.
Bapak Walikota...
Jargon anda adalah melanjytkan perwujudan Kota Dunia. Dan saya berpandangan bahwa Kota Dunia itu bukan kota yang mencekam dan menyeramkan atas aksi dan ulah GENG MOTOR yang pelakunya adalah anak-anak di bawah umur.
Bapak Walikota Makassar.
Semoga anda membaca Surat ini dan mengetahui bahwa saya (mungkin mewakili yng lain) sebagai orang yang tinggal di Makassar merasakan dengan sangat nyata bahwa MAKASSAR TIDAK AMAN (#MATIMA').
Maka sudikah Bapak kembali melakukan aksi heroik mengeluarkan Surat Edaran seperti saat Bapak melarang perayaan valintine? Sudikah Bapak menerapkan status darurat atau siaga satu untuk masalah GENG MOTOR ini sampai benar-benar tak ada lagi aksi yang dilakukan oleh kumpulan anak-anak di bawah umur itu?
Karena jika 'TIDAK SEGERA DIATASI' maka saya pribadi (mungkin banyak yang lain) akan menilai bahwa aksi GENG MOTOR itu sengaja dipelihara oleh Oknum tertentu untuk tetap membut teror dan ketakutan di kota ini. Dan tentu saja tuduhanynya bisa mengarah kalau Bapak Walikota juga terlibat.
Tapi, semoga tidak terjadi. Dan Bapak bisa mengatasi ini lebih cepat dari dugaan saya atas ilmu yang telah bapak dapatkan dari Jepang.
Semoga Bapak senantiasa bisa peduli terhadap kondisi masyarakat, bukan hanya sekedar mengekspose aksi pelarangan perayaan valintine. Karena untuk mewujudkan Kota Dunia, MAKASSAR HARUS AMAN lebih dulu.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan selaku wrga yang menetap di Kota Makassar.
Maafkan jika ada kesalahan dalam penulisan saya yang menyinggung Bapak Walikota.
Terimakasih.

Wassalam alaikum Wr. Wb.
Fajri At Tharawy

2 komentar:

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.