Rabu, 09 Maret 2016

Abadilah Mereka,Para Penulis dan Pembaca

"A room without books is like bpdy without a soul"
(Marcus Tullius Cicero)

Saya sangat senang mendatangi suatu tempat dimana ada banyak buku terpajang disana. Apalagi saat buku-buku itu diberi kesempatan untuk kita baca.

Rasanya ada banyak orang yang tiba-tiba hadir disana yang begitu tulus ingin berbagi pengetahuan bersama kita.

Buku-buku itu adalah rekam kata yang dirajut oleh sang penulis untuk berkomunikasi dengan siapapun yang hendak membacanya.
Ini lebih hebat dari telepati bagi saya yang hanya bisa berkomunikasi terbatas pada beberapa orang saja.
Tapi dengan buku, seorang penulis mampu melakukan telepati itu dengan baik.

Tentang Buku, saya pernah berkelakar dengan teman saya pada suatu hari dimana dia menanyakan tentang 'kado terbaik'. Kubilang padanya "hadiahkanlah buku!".

Bagiku menghadiahkan buku sebagai lambang pengetahuan adalah simbol kemajuan peradaban manusia.

Bisa saya bayangkan, betapa indahnya kehidupan kita saat manusia mencintai buku. Sehingga pernah saya berdo'a seperti ini;
"Ya Tuhan, jadikanlah hati setiap manusia seperti hati seorang penyair. Sehingga tak ada ambisi kuasa. Mereka tak butuh perang dan senjata. Yang ada hanya pena dan kertas untuk mewarnai hari dengan kata-kata indah".

Nah, bisa dibayangkan bagaimana kita saling berbicara satu sama lain?

Ini sepertinya sudah panjang. Yah seperti biasa, seakan orang buku-buku itu berbicara banyak padaku sampai-sampai ingin kumenuliskannya kembali satu per satu.

Terakhir.
Abadilah mereka para penulis dan pembaca. Mereka akan selalu saling mengingat satu sama lain lewat untaian kata yang ditulis dan dibaca. Mungkin pada akhirnya buku yang kutulis akan dipajang ikut di beberapa ruangan orang lain. Dan kubayangkan, betapa panjangnya hidupku saat itu terjadi.
Iya khan sayang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.