Selasa, 22 Maret 2016

DEMO TRANSPORTASI ONLINE, TANDA TAK MAMPU BERINOVASI

Apa yang terjadi di Jakarta hari ini adalah satu gambaran bagaimana pasar berubah pesat. Siapa yang tak bisa mengikuti maka akan terlindas. Konvensional pun akhirnya mulai terpinggirkan.
Kita harus berubah! begitulah syarat bertahan hidup di zaman teknologi.

Mereka yang menolak berubah mengikuti zaman hanya akan mendapati dirinya selalu dalam ketertinggalan. Tanpa inovasi mereka hanya bisa menggerutu, mengutuk keadaan. Ketidak mampuannya beradaptasi membuatnya mencari 'kambing hitam'. Pemilik modal yang takut bangkrut ikut memprovokasi.

Saya teringat bahwa 'perubahan adalah keniscayaan'. Cepat atau lambat siapapun yang tak berinovasi akan tersingkirkan. Ambillah contoh, koran harian cetak yang tak berinovasi membuat portal berita sudah banyak yang gulung tikar. Mereka terlalu percaya diri dengan pola yang sama hingga akhirnya menyadari bahwa dunia telah berubah lebih cepat dari yang mereka perkirakan.
Hari ini, hampir seluruh kebutuhan kita berbasis online. Selain memudahkan karena praktis juga menghemat waktu.
Isu tentang kemajuan teknologi bukan sesuatu hal yang baru. Apalagi persoalan bidang usaha yang ada. Disepakatinya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) adalah satu perhatian penting bahwa di belahan Asia tenggara batas negara sedikit demi sedikit dihilangkan. Dan semua bermuara pada penguasaan teknologi. Tentu, selama ini kita selalu mendengar kalimat "barangsiapa yang menguasai teknologi (juga energi) maka ia yang akan berkuasa di dunia".
Menanggapi aksi demonstrasi di Jakarta, kita bisa melihat bagaimana perusahan transportasi yang tak berinovasi terpinggirkan. Ini bukan salah sopir taxinya, tapi pada manajemen perusahaan yang terlambat beradaptasi. Padahal tak ada larangan bagi mereka untuk menggunakan teknologi yang sama. Mereka juga bisa mengadopsi sistem layanan online yang dipakai di perusahaan transportasi online lainnya. Tidak ada larangan untuk itu. Hanya saja mereka menolak berubah.
Lagi pula, jika kita mengambil pendapat konsumen (pemakai jasa transportasi) maka tentu mereka akan jauh memilih transportasi sesuai kebutuhannya. Pelayanan yang mudah, praktis dan cepat. Berhubung manusia yang hidup di ibukota selalu ingin berpacu dengan waktu. Maka adanya fasilitas pesanan transportasi yang bisa diakses dari genggaman menjadi pilihan utama yang tepat. Mereka bisa memesan transpotasinya beberapa menit sebelumnya agar tak banyak.membuang waktu hanya untuk menunggu transportasinya datang. Siapa yang menolak kemudahan seperti ini?
Persoalan yang ada di Jakarta hari ini adalah sama ketika transportasi seperti andong (dokar) dan becak harus ditinggalkan masyarakat. Alasan lambat dan tidak praktis mungkin menjadi alasan utama. Dan kita baik-baik saja hingga hari ini. Mereka tukang becak dan Delman harus menerima kenyataan dan beralih profesi ke yang lebih produktif.
Bagi sopir yang sedang demo karena menolak perubahan zaman. Saya ingin menyampaikan bahwa jangan sampai anda semua hanya lebih kepada dimamfaatkan oleh perusahaan anda yang tak bisa berinovasi. Karena kalaupun tuntutan anda semua dikabulkan hari ini. Apakah anda yakin bahwa ke depannya perubahan takkan terjadi lagi?
Bagi saya, setiap bidang usaha harus berani berinovasi memamfaatkan teknologi. Jika tidak, maka bersiaplah untuk terpinggirkan.
Apa yang dihadapi hari ini memang harus berani kita lawan. Beranilah berubah! jangan hanya tahunya memprotes keadaan yang dirasa tidak berpihak. Jarum jam itu selalu berjalan maju. Mereka takkan berhenti untuk menunggu kita yang tak mau berubah.
Oiya, bagi anda yang demo. Saya kira baiknya anda berpikir untuk pindah ke perusahaan yang mau berinovasi. Karena saya yakin, perusahaan anda itu hanya memamfaatkan anda untuk diperah tanpa upaya menyelamatkan masa depan anda dengan berinovasi agar tetap bisa 'survive' di tengah persaingan perusahaan yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.