Rabu, 30 Maret 2016

Perempuan, Cantikkanlah Dirimu dengan Ilmu

Sepertinya memang pasar indonesia bagus untuk pertumbuhan 'obat kecantikan'. Kondisi psikologis anak bangsa yang ingin tampil ala orang korea-jepang. Inilah kekhawatiran saya dulu saat merebaknya masuk budaya korea-jepang yang digandrungi oleh pemuda (i).

Akhirnya 'beutiful view' pemuda (i) ialah putih, dengan alis dipermak sedemikian rupa. Tak hanya anak muda yang kena wabah ini, tapi banyak juga yang sudah berumur ikutan. Mereka seperti tersihir ingin tampil layaknya mereka yang ada di belahan bumi sana.


Akhirnya, pemuda yang harusnya menghabiskan waktunya untuk belajar, membeli buku dan segala penunjang untuk itu berubah. Mereka kini merasa wajib menyisihkan uang untuk membeli produk kecantikan agar bisa merias diri menjadi cantik ala korea-jepang. Waktu dihabiskan untuk memandang wajah mereka di cermin, melukis alisnya sedemikian rupa.
Selain kesempatan belajar, membaca buku jadi berkurang bahkan bisa menjadi dua hal itu bisa jadi sangat membosankan bagi pemuda (i). Ditambah lagi kecantikan hasil permak mereka harus diupload sedemikian rupa di media sosial untuk ditunjukkan bahwa inilah hasil usahanya mempercantik diri. Mereka kini (merasa) bertambah cantik sesuai standar dua negara asia  itu(korea-jepang).

Ini menjadi mengerihkan.
Padahal kecantikan tak hanya dinilai dari tampilan fisik. Siapapun mereka yang menilai kecantikan karena hasil permakan seperti itu merupakan penilai yang menjadikan nafsu duniawinya sebagai pemandu penilaian. Semakin merah bibirnya diwarnai, semakin tebal alisnya dihitamkan, semakin tenggelamlah dalam kepuraan. Berbagai produk dikonsumsi untuk mendapatkn hasil kulit menjadi putih. Padahal, semua itu menjadi sia-sia bila kecantikan (semu) itu tidak bersama dengan pekerti yang baik dan elok.


Tapi, kebanyakan mereka yang terpaku untuk mempercantik tampilan fisiknya terlalu sibuk sehingga tak punya waktu untuk membenahi pekertinya. Apalagi untuk mengisi dirinya dengan ilmu dan bacaan buku. Mereka lupa bahwa perempuan itu kelak yang menjadi ibu bagi anak-anaknya. Bagaimana jika perempuan itu hanya sibuk berdandan? siapa yang akan mengajarkan anak mereka.

Sudahlah, Bagi saya sebenarnya tak mengapa jika memang ingin tampil cantik. Tapi, jangan memakai standar 'beatiful view' ala korea-jepang. Negeri kita ini tropis, kulit eksotik itu menjadi cirinya. Tak perlu memaksakan. Karena siapapun juga pada akhirnya akan tua. Dan hanya jiwa yang besarlah (diisi dengan ilmu dan pekerti) yang akan tetap terlihat cantik bagi manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.