Minggu, 09 Oktober 2016

Jarak Panjang yang Indah

Jarak Panjang yang Indah

Jarak yang panjang telah mengajarkan banyak hal.
Saat kita hanya bisa bertemu di wajah rembulan di malam hari.
Saat kita hanya bisa bertegur sapa lewat sepoi angin di siang hari.

Hujan adalah rindu yang menjelma di langit.
Terarak oleh angin kemudian jatuh luruh di tanah kita berpijak.
Pelangi datang lewat bias Matahari yang selalu setia menyinari.

Saya selalu beriang hati tatkala rindu itu telah luruh.
Setiap kali ada benih yang tumbuh di tanah lembab, kuncup bunga-bunga dan hijaunya pucuk daun menampakkan diri.
Saya selalu yakin jarak yang membentang ini mengajarkan banyak hal.

Kita menghitung hari yang kadang menjadi begitu panjang.
Bermain dengan sepoi angin atau menatap rembulan dengan mesra.
Kita menunggu datang hujan, membiarkan bias Matahari menjelmakan Pelangi setelahnya .
Kita merawat benih, mengabadikan mekar bunga dan memerhatikan kuncup dedaunan.

Jarak yang panjang ini pada akhirnya akan menjadi begitu dekat, amat dekat.
Seperti detak jantung yang akan berdetak bersama.
Seperti nafas yang akan berhembus bersama.
Langkah kaki yang akan senantiasa beriringan.
Seperti mata yang akan selalu memperhatikan.

Pada saatnya, jarak yang panjang akan menjadi dekat.
Hingga suatu pagi saat kau membuka mata, aku akan selalu membisikimu "aku mencintaimu".


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.