Kamis, 20 Oktober 2016

Cinta Itu (Memang) Gila

Cinta itu (memang) Gila

Tentu kau bukanlah Layla dan aku Bukan Qais.
Qais menjadi gila karena Layla maka disebut si Majnun.
Qais tak memiliki Layla di kenyataannya.
Ia hanya memiliki di dalam hatinya, tanpa orang lain selainnya.

Qais berjalan sembari menyebut-nyebut nama Layla.
Dingin malam yang menusuk tulang tak dihiraukannya.
Ia bertahan di depan pintu istana pujaannya.
Ia rela menahan laparnya hanya untuk sekilas melihat paras kekasihnya.

Aku bukanlah Qais.
Aku lebih beruntung darinya.
Tapi, aku sama seperti Qais.
Menjadi gila karena kekasihnya.

Aku bukanlah Qais.
Cintanya terhalang dinding istana.
Tapi, aku sama seperti Qais.
Menjadi gila karena kekasihnya.

Aku bukanlah Qais.
Sepenuh hidupnya untuk memikirkan kekasihnya.
Tapi aku sama seperti Qais.
Sepenuh hati merindukan kekasihnya.

Aku bukanlah Qais.
Yang rela tak memiliki kekasihnya di kenyataannya.
Tapi, aku sama seperti Qais.
Sepenuh hati merindukan kekasihnya.

Aku bukanlah Qais.
Tapi, Aku sama seperti Qais.
Cinta itu memang gila.
Kalau tak gila, bukan cinta namanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.