Rabu, 22 Oktober 2014

'MAPPACCI', Tradisi Penuh Filosofi

     Mappacci adalah suatu prosesi adat dalam tradisi bugis yang dilakukan kepada calon mempelai perempuan yang akan melangsungkan pernikahan (ijab kabul) esok harinya. Mappacci berasal dari kata pacci (daun pacar) yang mendapat imbuhan 'ma' sehingga artinya menggunakan pacci (daun pacar). Daun pacar sendiri adalah daun yang dipakai untuk menghias kuku, watnanya merah darah.

     Selain itu kata mappacci juga bermakna menbersihkan/mensucikan. Sehingga tradisi MAPPACCI dalam adat bugis ini tetmaknai secara denotatif sebagai suatu tindakan membetikan daun pacar pada mempelai perempuan dan makna konotatif (filosofis) yang bermakna membersihkan/mensucikan mempelai perempuan yang akan menikah. Hal yang disucikan adalah berkenaan dengan raga mempelai (dengan terlebih dahulu dilakukan prosesi mappasili/ mandi bersih), penyucian jiwa yang berkenaan dengan niat (artinya memberikan petuah kepada mempelai agar memperbaiki niatnya dalam menyongsong pernikahannya) dan menyucikan tekad (artinya bercita-cita untuk menjaga rumah tangga yang kelak akan diarunginya).
     Olehnya itu prosesi mappacci menjadi sebuah hal yang penying dalam tradisi bugis untuk mengawali pernikahan. Hal ini dianggap karena sebuah pernikahan memiliki kedudukan tinggi bagi perjalanan hidup sesorang. Hal ini berkenaan dengan makna yang juga terkandung dalam agama bahwa prosesi pernikahan afalah proses penyempurnaan agama bagi setiap orang (baik laki-laki maupun perempuan). Dimana ibadah orang yang menikah dianggap lebih tinggi derajatnya ketimbang yang belum menikah.
     Inilah makna filosofi dari tradisi yang mengandung nilai-nilai yang begitu kental dengan ajaran agama. Maka tradisi yang demikian adalah baik untuk dijaga dan dilestarikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.