Kamis, 30 Oktober 2014

Masalah Ayat Wilayah 5.55

Masalah Ayat Wilayah 5.55:

1. Mengapa menggunakan kalimat waliyyukum (tunggal) dan bukan awliyâ-ukum (jamak)?

2. Apakah para Imam as lainnya juga "menunaikan zakat sembari ruku"?

3. Adakah bukti yang meyakinkan bahwa alladzîna âmanû... itu adalah 12 Imam as?

JAWAB:

(1)

Perhatikan "uskun anta wa zawjuka al-jannat wa kulâ minHâ...", maka kulâ, makanlah KAMU BERDUA, tapi uskun anta, TINGGALLAH ENGKAU... Perintah uskun anta untuk Adam as (tunggal) yang menyertakan zawjuka (istrimu). Ini seperti dalam ayat 34.10: yâ jibâlu awwibî ma'aHu wa al-thayr, perintah kepada gunung-gunung (jibâl) yang menyertakan burung-burung (al-thayr).

Nah, ayat 5.55 sebetulnya hanyalah innamâ waliyyikumu AllâHu, that's it, tidak lebih. Mengapa? Karena dalam Qur'an yang ada hanya Allah swt sebagai wali, tak ada satu ayat (lain) pun yang menunjukkan bahwa Rasul saw adalah wali, tidak ada! Nah, wa rasûliHi ada penyertaan ke AllâH, sedangkan wa alladzîna âmanû... adalah penyertaan ke rasûliHi.

Apakah jelas, Tuan?

(2)

Kalimat "menunaikan zakat sembari ruku" hanyalah terjemahan yang 'dikacaukan' oleh asbabun nuzul. Yang sebenarnya adalah,

5 alladzîna yuqîmûna al-shalâta...: 2.3, 5.55, 8.3, 27.3, 31.4,

5 râki'ûn: 2.43, 3.43, 5.55, 9.112, 38.24,

yakni bahwa kedua-duanya menunjuk kepada Muhammad saw dan Ahlul Bayt as. Ayat ini, dengan penunjukan ini, lebih dulu ada sebelum terjadinya asbabun nuzul dimana Imam Ali as memberi shadaqah sembari beliau as ruku', yakni suatu peristiwa yang 'secara kebetulan' terasa elok tatkala dinarasikan dengan "menunaikan zakat sembari ruku". Akan tetapi haruslah disadari bahwa narasi atau terjemahan seperti itu dapat mendistorsi makna hakikinya.

Terkait dengan pertanyaan di atas, maka kita katakan bahwa 12 Imam as itu al-râki'în, orang-orang yang kapan dan dimana pun selalu ruku', maka tentu saja dalam melakukan shadaqah pun mereka dalam keadaan ruku'.

(3)

Ada Allah swt sebagai wali, sebagaimana ayat 5.55, ada juga wali Allah atau awliya Allah (wali-wali Allah).

10.62. Alâ inna awliyâ-a AllâHi lâ khawfun 'alayHim wa lâ Hum yahzanûn (ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tiada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih).

Wali Allah artinya kekasih Allah. Banyak yang mengaku / diaku sebagai wali-wali Allah. Tapi lâ khawfun 'alayHim wa lâ Hum yahzanûn hanya 12:

2.38, 2.62, 2.112, 2.262, 2.274, 2.277, 3.170, 5.69, 6.48, 7.35, 10.62, 46.13.

Allah swt adalah wali atau pelindung atau penolong dari orang-orang lemah. Siapa menolong orang-orang lemah maka dia menolong Allah swt sehingga Allah swt akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya (lihat ayat 47.7). Dengan demikian, apabila seseorang menolong Allah swt, maka, secara harfiyah, dia adalah wali Allah dalam arti penolong Allah. Lalu Allah swt meneguhkan kedudukannya menjadi wali Allah dalam arti kekasih Allah.

Karena itu, Allah swt sebagai wali atau penolong, maka Dia menolong melalui pertolongan para wali-Nya, dalam hal ini 12 Imam as.

Kita telah melihat bahwa Allah swt sebagai mawla, yang juga berarti penolong / pelindung, ada 12 dalam Qur'an:

2.286, 3.150, 6.62, 8.40 (2), 9.51, 10.30, 22.78 (2), 47.11, 66.2, 66.4.

Dengan demikian, sesungguhnya sudah clear...

Tapi boleh saja seseorang bertanya,

"Terlepas dari mawlâ dan awliyâ-a AllâH, adakah kalimat waliy yang terkait dengan Allah swt juga berjumlah 12?"

Ternyata:

13 Allah swt sebagai Wali: 2.257, 3.68, 3.122, 4.45, 5.55, 6.127, 7.155, 7.196, 12.101, 34.41, 42.9, 42.28, 45.19,

2 wali dari sisi Allah swt: 4.75, 19.5,

2 awliyâ-a AllâH: 10.62, 42.6,

sehingga berlalu 13 & 2 & = 17 = 5 & 12.
1. Mengapa menggunakan kalimat waliyyukum (tunggal) dan bukan awliyâ-ukum (jamak)?
2. Apakah para Imam as lainnya juga "menunaikan zakat sembari ruku"?
3. Adakah bukti yang meyakinkan bahwa alladzîna âmanû... itu adalah 12 Imam as?
JAWAB:
(1)
Perhatikan "uskun anta wa zawjuka al-jannat wa kulâ minHâ...", maka kulâ, makanlah KAMU BERDUA, tapi uskun anta, TINGGALLAH ENGKAU... Perintah uskun anta untuk Adam as (tunggal) yang menyertakan zawjuka (istrimu). Ini seperti dalam ayat 34.10: yâ jibâlu awwibî ma'aHu wa al-thayr, perintah kepada gunung-gunung (jibâl) yang menyertakan burung-burung (al-thayr).
Nah, ayat 5.55 sebetulnya hanyalah innamâ waliyyikumu AllâHu, that's it, tidak lebih. Mengapa? Karena dalam Qur'an yang ada hanya Allah swt sebagai wali, tak ada satu ayat (lain) pun yang menunjukkan bahwa Rasul saw adalah wali, tidak ada! Nah, wa rasûliHi ada penyertaan ke AllâH, sedangkan wa alladzîna âmanû... adalah penyertaan ke rasûliHi.

Apakah jelas, Tuan?
(2)
Kalimat "menunaikan zakat sembari ruku" hanyalah terjemahan yang 'dikacaukan' oleh asbabun nuzul. Yang sebenarnya adalah,
5 alladzîna yuqîmûna al-shalâta...: 2.3, 5.55, 8.3, 27.3, 31.4,
5 râki'ûn: 2.43, 3.43, 5.55, 9.112, 38.24,
yakni bahwa kedua-duanya menunjuk kepada Muhammad saw dan Ahlul Bayt as. Ayat ini, dengan penunjukan ini, lebih dulu ada sebelum terjadinya asbabun nuzul dimana Imam Ali as memberi shadaqah sembari beliau as ruku', yakni suatu peristiwa yang 'secara kebetulan' terasa elok tatkala dinarasikan dengan "menunaikan zakat sembari ruku". Akan tetapi haruslah disadari bahwa narasi atau terjemahan seperti itu dapat mendistorsi makna hakikinya.
Terkait dengan pertanyaan di atas, maka kita katakan bahwa 12 Imam as itu al-râki'în, orang-orang yang kapan dan dimana pun selalu ruku', maka tentu saja dalam melakukan shadaqah pun mereka dalam keadaan ruku'.
(3)
Ada Allah swt sebagai wali, sebagaimana ayat 5.55, ada juga wali Allah atau awliya Allah (wali-wali Allah).
10.62. Alâ inna awliyâ-a AllâHi lâ khawfun 'alayHim wa lâ Hum yahzanûn (ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tiada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih).
Wali Allah artinya kekasih Allah. Banyak yang mengaku / diaku sebagai wali-wali Allah. Tapi lâ khawfun 'alayHim wa lâ Hum yahzanûn hanya 12:
2.38, 2.62, 2.112, 2.262, 2.274, 2.277, 3.170, 5.69, 6.48, 7.35, 10.62, 46.13.
Allah swt adalah wali atau pelindung atau penolong dari orang-orang lemah. Siapa menolong orang-orang lemah maka dia menolong Allah swt sehingga Allah swt akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya (lihat ayat 47.7). Dengan demikian, apabila seseorang menolong Allah swt, maka, secara harfiyah, dia adalah wali Allah dalam arti penolong Allah. Lalu Allah swt meneguhkan kedudukannya menjadi wali Allah dalam arti kekasih Allah.
Karena itu, Allah swt sebagai wali atau penolong, maka Dia menolong melalui pertolongan para wali-Nya, dalam hal ini 12 Imam as.
Kita telah melihat bahwa Allah swt sebagai mawla, yang juga berarti penolong / pelindung, ada 12 dalam Qur'an:
2.286, 3.150, 6.62, 8.40 (2), 9.51, 10.30, 22.78 (2), 47.11, 66.2, 66.4.
Dengan demikian, sesungguhnya sudah clear...
Tapi boleh saja seseorang bertanya,
"Terlepas dari mawlâ dan awliyâ-a AllâH, adakah kalimat waliy yang terkait dengan Allah swt juga berjumlah 12?"
Ternyata:
13 Allah swt sebagai Wali: 2.257, 3.68, 3.122, 4.45, 5.55, 6.127, 7.155, 7.196, 12.101, 34.41, 42.9, 42.28, 45.19,
2 wali dari sisi Allah swt: 4.75, 19.5,
2 awliyâ-a AllâH: 10.62, 42.6,
sehingga berlalu 13 & 2 & = 17 = 5 & 12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.