Sabtu, 04 Oktober 2014

Padang Arafah, Padang Pengenalan Jati Diri

 
   Dzulhijjah, bulan yang ditetapkan sebagai bulan diundangnya seluruh manusia yang beriman dan mampu untuk berhaji. Dalam prosesi berhaji yang menjadi syarat wajib diantara syaratnya adalah wukuf di padang arafah pada 9 dzulhijjah.
     Arafah dalam bahasanya adalah mengenal. Padang arafah adalah tempat bertemunya Nabi Adam As dengan istrinya pertama kali setelah ia turun ke bumi. Padang ini disebut arafah sebagai bentuk pemaknaan bahwa disana manusia dipanggil datang berkumpul untuk mengenal sesuatu.

Apa yang seharusnya dikenal?
     Pada tanggal 9 dzulhijjah bagi orang-orang yang beruntung akan disempatkan hadir di padang arafah untuk menunaikan ibadah haji. Berkumpulnya manusia di padang arafah memiliki makna untuk mengenal sesuatu hal. Lalu apa yang seharusnya dikenal di padang arafah itu? Maka mari kita mengurai pemaknaan berkumpulnya kita di padang arafah.
1. Tanggal 9 dzulhijjah di Padang Arafah.
     Penetapan tanggal 9 dzulhijjah harusnya membuat kita mengenal bahwa Tuhan telah menentukan suatu hari dimana manusia di panggil untuk hadir berkumpul memuja Tuhannya. Dan suatu hari itu akan kembali terjadi di Padang Mazhar dimana seluruh manusia hadir dari setiap generasi.
2. Semua kedudukan sama di Padang Arafah.
     Manusia-manusia yang datang di padang arafah berkumpul adalah menganggap dirinya sama. Tak ada kedudukan sosial disana. Tak ada yang diistimewakan. Semua menganggap diri sama di sisi Tuhan. Mereka menghadapkan diri kepada Tuhan memenuhi panggilan.
3. Mengenal diri, mengenal Tuhan.
     'Man arafah nafsahu, fi arafah rabbahu' (barang siapa mengenal diri, maka mengenal Tuhannya). Ini adalah ungkapan para sufi. Mengenal diri adalah mengenal Tuhannya.
     Di padang arafah (pengenalan) ini manusia yang datang tentu akan sadar tentang siapa dirinya. Kenapa ia datang. Dan apa yang ingin didapatkannya dengan datang di padang arafah, tempat yang panas dan terik. Mengenal bahwa dirinya adalah manusia, ciptaan Tuhan yang dengannya ia menjadi hamba yang patuh terhadap Tuhannya. Mengenal bahwa ada kekuatan agung yang menguasai seluruh kehidupan. Mengenal diri bahwa manusia adalah sama dengan makhluk lainnya yang tak memiliki apa-apa selain kasih sayang Tuhannya.
     Tapi sebagaimana prosesi pengenalan, tidak semua orang kemudian akan mengenal dengan baik. Sehingga meskipun mereka telah berkumpul di padang pengenalan mereka takkan mengenal dirinya lantaran tak benar-benar bersungguh-sungguh untuk mengenal.
Mereka akan melewatkan kesempatannya tanpa mengambil hikmah dari prosesi haji yang dilakukannya. Maka wajar bahwa meskipun tiap tahun banyak manusia yang datang berhaji, tapi tak mampu menerjemahkan siapa dirinya lantaran tak memahami makna dari berkumpulnya manusia di padang arafah.
     Maka pepatah klasik, tak kenal maka tak sayang sepertinya berlaku disini. Tak mengenal Tuhan maka tak menyayangi Tuhan. Tak mengenal diri maka tak menyayangi dirinya bahwa suatu ketika diri ini akan diminta pertanggungjawaban di padang mazhar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.