Bagi saya yang sering kali menyaksikan manusia yang rakus kekuasaan di kampus-kampus saling bertikai merebutkan kepemimpinan. Tak merasa heran dengan kelakuan anggota DPR di Parlemen yang dipertontonkan kepada masyarakat. Hal itu karena mereka adalah orang-orang yang di masa lalu lahir dari kampus-kampus dengan suasana yang serupa pada hari ini.
Idealisme yang mereka bicarakan hanya ada di forum-forum, tapi diabaikan tatkala kekuasaan harus direbut olehnya dan kelompoknya. Dalam posisi ini mereka tak lagi memikirkan kepentingan bersama meskipun yang selalu mereka bicarakan adalah memperjuangkan hak rakyat. Rakyat yang mana? Dari sinilah mereka bermula, dari kampus-kampus saat mereka adalah menjadi Mahasiswa. manusia yang harusnya menjadi harapan pembaharu. Sayangnya tidak demikian adanya.
Lalu, apakah hal demikian akan
selalu saja ada dan terulang? jawabnya adalah kemungkinan besarnya
demikian. Hal itu karena memang sampai hari ini Mahasiswa yang harusnya
menjadi patron gerakan perubahan dengan mengutamakan kepentingan lebih
luas justru merusak pola gerakan dengan mengutamakan birahi kekuasaannya
yang begitu rakus baik atas nama dirinya sendiri maupun kelompoknya.
Namun harapan itu masih ada, itu tumbuh dan bersemayam dalam diri
sebagian Mahasiswa yang benar-benar memegang prinsipnya dalam
memperjuangkan perubahan ke arah lebih baik. harapan yang tentunya
sangat besar dinantikan untuk bisa terwujud. Meskipun demikian, generasi
inilah yang harus mengambil alih segaa bentuk agenda perubahan untuk
ikut berpatisipasi di dalamnya. ikut menyadarkan Mahasiswa akan sebuah
tanggungjawab besar bagi kelangsungan hidup manusia, utamanya kita dalam
lingkup kenegaraan Republik Indonesia.
Maka, tak ada kata lain
selain menggencarkan suatu langkah baru yang tertuang dalam 'Revolusi
Mental'. Bahwa yang perlu dibenahi disini adalah kondisi manusianya yang
haus kuasa dan mengutamakan kelompok yang mereka anggap benar.
Kesadaran dari Revolusi Mental ini diharapkan agar bisa tertanam dalam
diri manusianya untuk berfikir tentang 'pantas' atau 'tidak pantas'
untuk menjalankan sebuah amanah. Dalam konsep lain dimaksudkan sebagai
'hadap diri dan tahu diri agar bisa memperlakukan dirinya sendiri sesuai
dengan takaran kapasitas yang dimilikinya.
Terakhir sebagai sebuah
kesimpulan bahwa akan sangat sulit mendapati kesantunan (etika) dan
kewarasan (logika) dari Anggota DPR kita jika mereka masih terikat
dengan kepentingan partai dan hal ini sulit dipisahkan bagi diri mereka.
Sehingga solusi yang memiiki kemunggkinan besar diwujudkan adalah
mengubah 'mindset' Mahasiswa agar 'move on' bersama menggugah kesadaran
orang lain dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya selama di
kampus-kampus agar kelak jika dapat kesempatan duduk di Parlemen mereka
tak perlu canggung untuk beretika dan berlogika. Dan inti dari semua itu
adalah "Revolusi Mental".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar