Jumat, 31 Oktober 2014

Anggota DPR, Titisan Aktivis Kampus yang gagal 'Move On'



Bagi saya yang sering kali menyaksikan manusia yang rakus kekuasaan di kampus-kampus saling bertikai merebutkan kepemimpinan. Tak merasa heran dengan kelakuan anggota DPR di Parlemen yang dipertontonkan kepada masyarakat. Hal itu karena mereka adalah orang-orang yang di masa lalu lahir dari kampus-kampus dengan suasana yang serupa pada hari ini.

Idealisme yang mereka bicarakan hanya ada di forum-forum, tapi diabaikan tatkala kekuasaan harus direbut olehnya dan kelompoknya. Dalam posisi ini mereka tak lagi memikirkan kepentingan bersama meskipun yang selalu mereka bicarakan adalah memperjuangkan hak rakyat. Rakyat yang mana? Dari sinilah mereka bermula, dari kampus-kampus saat mereka adalah menjadi Mahasiswa. manusia yang harusnya menjadi harapan pembaharu. Sayangnya tidak demikian adanya.

Lalu, apakah hal demikian akan selalu saja ada dan terulang? jawabnya adalah kemungkinan besarnya demikian. Hal itu karena memang sampai hari ini Mahasiswa yang harusnya menjadi patron gerakan perubahan dengan mengutamakan kepentingan lebih luas justru merusak pola gerakan dengan mengutamakan birahi kekuasaannya yang begitu rakus baik atas nama dirinya sendiri maupun kelompoknya.

Namun harapan itu masih ada, itu tumbuh dan bersemayam dalam diri sebagian Mahasiswa yang benar-benar memegang prinsipnya dalam memperjuangkan perubahan ke arah lebih baik. harapan yang tentunya sangat besar dinantikan untuk bisa terwujud. Meskipun demikian, generasi inilah yang harus mengambil alih segaa bentuk agenda perubahan untuk ikut berpatisipasi di dalamnya. ikut menyadarkan Mahasiswa akan sebuah tanggungjawab besar bagi kelangsungan hidup manusia, utamanya kita dalam lingkup kenegaraan Republik Indonesia.

Maka, tak ada kata lain selain menggencarkan suatu langkah baru yang tertuang dalam 'Revolusi Mental'. Bahwa yang perlu dibenahi disini adalah kondisi manusianya yang haus kuasa dan mengutamakan kelompok yang mereka anggap benar. Kesadaran dari Revolusi Mental ini diharapkan agar bisa tertanam dalam diri manusianya untuk berfikir tentang 'pantas' atau 'tidak pantas' untuk menjalankan sebuah amanah. Dalam konsep lain dimaksudkan sebagai 'hadap diri dan tahu diri agar bisa memperlakukan dirinya sendiri sesuai dengan takaran kapasitas yang dimilikinya.

Terakhir sebagai sebuah kesimpulan bahwa akan sangat sulit mendapati kesantunan (etika) dan kewarasan (logika) dari Anggota DPR kita jika mereka masih terikat dengan kepentingan partai dan hal ini sulit dipisahkan bagi diri mereka. Sehingga solusi yang memiiki kemunggkinan besar diwujudkan adalah mengubah 'mindset' Mahasiswa agar 'move on' bersama menggugah kesadaran orang lain dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya selama di kampus-kampus agar kelak jika dapat kesempatan duduk di Parlemen mereka tak perlu canggung untuk beretika dan berlogika. Dan inti dari semua itu adalah "Revolusi Mental".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.