Jumat, 23 Desember 2016

Plural Is Me

::::: PLURAL (IS) ME :::::

Mengenakan baju ini, saya tetiba ingat (alm) Gus Dur.

Ia adalah Bapak Pluralisme di Negeri ini. Ia tak hanya milik warga NU tapi juga semua golongan agama. Sikapnya yang menghormati pemeluk agama lain, membuatnya disayangi oleh segenap pemeluk agama di Negeri ini.

Negeri Indonesia, akhir-akhir ini mengalami sebuah goncangan yang hebat sebagaimana goncangan yang melanda banyak wilayah dibTimur Tengah dan bagia Asia lainnya. Isu agama dihembuskan entah dari mana. Perpecahan sektarian karena agama menjadi semakin tajam. Entah siapa yang mencoba menyiramkan 'bensin' pada isu agama ini. Kobarannya membakar banyak hati kaum agamawan yang menganggap agama yang dianutnya (yang kebanyakan hanya sebagai warisan orang tua) sebagai sesuatu yang superior dan ekslusif. Mirisnya, mereka memandang penganut agama lain sebagai manusia yang tak layak menghuni surga milik agama mereka kelak. Dari sini saya merasa seakan ada keterasingan yang melanda rasa kemanusiaan kita.

Hari ini, santer terdengar teriakan 'KAFIR' begitu mudahnya dilayangkan oleh mereka yang mengaku pemeluk agama yang taat. Seakan orang lain bukan ciptaan Tuhan yang disembahnya. Ia mengoloknya, menyangkal perbedaan agamanya sebagai kehendak ilahia. Seakan Tuhan tak kuasa mencipta makhluk yang serupa dengannya yang memeluk agama sama sepertinya.

Saya tak mau terasing dari rasa kemanusiaan ini hanya karena memeluk agama berbeda dari yang lain. Bukankah Tuhan memiliki kuasa menyamakan agama manusia jika Ia ingin berkehendak? Bukankah jelas di dalam ayat-ayat suci disebutkan bahwa Tuhan sengaja menciptakan kita dalam bermacam-macam suku, agama dan ras sebagai bentuk kemajemukan Tuhan (pluralisme)? agar kita saling mengenal. Agar kita saling belajar. Agar kita menjadi manusia.

Saya kira cukuplah perkataan ini,
"Mereka yang bukan saudaramu dalam iman, adalah saudaramu dalam kemanusiaan" -Imam Ali K.W-

#PluralIsMe


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.