Senin, 23 Februari 2015

Tentang Syiah: #4 Mahdiisme


Mereka bertanya "Bukankah kamu meyakini bahwa Al Mahdi sudah terlahir, diangkat jadi imam saat usianya masih muda dan merupakan anak berusia belasan tahun lalu sekarang sedang dalam masa keghaiban? Kenapa Ia tidak keluar dari persembunyiannya dan membenarkan ucapan kalian? Apakah ia masih senang bersembunyi memainkan petak umpet atau takut muncul selama ratusan tahun lebih?"
--------------------------

#Saya tersenyum.
Pertanyaan yang mereka lontarkan lebih kepada melecehkan dan mengejek seakan bahwa apa yang saya yakini sesuatu yang sungguh tidak masuk akal baginya. Mereka seperti ingin tertawa saat melontarkan pertanyaan itu.

Ada beberapa perkara yang secara tidak sadar mereka menyerupai umat-umat yang meragukan kenabian.


1. KeImamahan Al Muntazhar Al Mahdi Af yang menggantikan Ayahnya Imam Hasan Al Askari As (Imam ke-11) dianggap oleh mereka peristiwa yang menggelikan lantaran umur Sang Imam waktu itu adalah belasan tahun (dikabarkan berusia 12 tahun).

Hal ini pernah (bahkan masih ada) terjadi saat Nabi Isa As diangkat oleh Allah Swt sebagai Nabi ketika Nabi Isa As masih memerah bayi. Untuk mereka yang meragukan kuasa Tuhan dan menyangkal ketetapannya takkan mungkin menerima kebenaran ini bahwa anak bayi yang berusia beberapa jam itu sudah diangkat menjadi Nabi dimana dianggap belum sempurna akalnya (baligh). 
Begitulah yang diyakininya pada Imam Mahdi As. Lantaran riwayat menyebutkan diangkatnya sebagai Imam ke-12 pada saat unurnya masih belasan tahun dimana Sang Ayahnya Imam Hasan Askari As dipenjara dan meninggal dunia. Dalam hal ini dianggap Al Mahdi masih terlalu kecil dan belumlah baligh sehingga tak masuk akal mereka bagindaku menjadi Imam.
Jadi apakah Al mahdi Af yang usianya sudah belasan tidak layak diangkat Imam sementara Nabi Isa As yang masih memerah bayi telah menjadi Nabi dan Rasul Allah?

2. Mereka tak mampu meyakini tentang keghaiban Al Mahdi Af yang sudah ratusan tahun lalu terlahir dan masih hidup dalam masa keghaibannya.
Hal ini serupa dengan orang-orang yang menganggap Nabi Isa As telah mati di kayu salib dan tidak mungkin bisa dipercaya bahwa Isa As hidup sampai saat ini.
Bukankah hal ini mudah bagi Allah Swt untuk menjaga keghaiban makhluknya tetap hidup dalam kurun waktu yang lama?
Apalagi ditambah kisah Ashabul Kahfi yang dijaga jazadnya dalam gua selama 350 tahun lamanya dan dibangunkan kembali dalam umur mereka saat ditidurkan.
Apakah itu tidak bisa diterima?

3. Ketidak yakinan mereka dengan keImamahan serta Keghaiban Al Mahdi Af membuat mereka yak meyakini kehadirannya serta masih menunggu datangnya Al Mahdi (terlahirnya Al Mahdi Af).
Kondisi serupa dialami oleh sebagian umat yahudi yang masih menanti juru selamat bagi kaumnya sesuai kitab kitab taurat yang memberitakan itu pada mereka. Hanya saja mereka tidak mau meyakini bahwa Nabi Muhammad Saww adalah Sang Juru selamat yng mereka nantikan lantaran mereka menganggap bahwa Juru Selamat harus lahir dari kaum mereka, bukan dari kaum lainnya.
Maka kondisinya adalah bahwa mereka yang masih menunggu kelahiran Al Mahdi Af dari golongan aliran mereka pasti akan menolak status keghaiban dan keimamahan Al Mahdi Af yang dalam riwayatnya merupakan keturunan dari Imam Hasan Askari As (keturunan ke-11 Rasulullah).
Bukankah dalam hadis riwayat dijelskan tentang 12 Imam / Khalifah pengganti Rasul? Lalu sudah berapa banyak khlifah berganti dari beberpaa dinasti yang pernah berkuasa? Adakah mereka (khalifah dinasti) itu termasuk dalam 12 khlaifah yang dimaksud rasulullah?
Bukankah lebih masuk akal meyakini 12 Imam dari keturunan rasul itu (tidak lebih dan orangnya jelas) seauai keyakinan istna asyariah dalam hal ini? Ketimbang menunggu kedatangan Al mahdi Af untuk terlahir diantara golongan mereka?

4. Jika memang Al Mahdi Af sudah lahir seperti yang kuyakini, kenapa ia tidak muncul menjelskan semua ini sehingga bisa benar yakini bahw atidak perlu menunggu lagi karena Al Mahdi Af benar-benar terlahir?
Bukankah itu adalah sama dengan mereka yang meragukan keghaiban Isa As? Kenap Isa As tidak diturunkan sekarang untuk menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya?
Saya tersenyum. Saya katakan bahwa semua ada waktunya. Disinilah keyakinan kita sedang diuji. Apakah dengan tidak didatangkannya Isa As dalam situasi genting itu membuat kita meragukan bahwa Isa as benar masih hidup dan diangkat (dighaibkan) sampai saat ini? Lagipula apa gunanya Isa As muncul kepda mereka yang hatinya memang benar tertutup? Sebagaimana di masa Rasullah Saww banyak juga yang menyaksikan langsung kehadiran baginda Nabi tapi merwka tak beriman.
Maka,masihkah akan menjadi sebuah lelucon atas keghaiban Al Mahdi af yang menyerupai Isa As? Ataukah kita masih menunggu kehadiran Al Mahdi Af lainnya yang datang tanpa melalui keghaiban?

Saya tersenyum.
Mahdiisme adalah keyakinan akan harapan bahwa kita sedang menunggu kedatangan Al Mahdi Af yang sedang dalam masa keghaiban besar. Imam Mahdi Af yang diangkat sebagai Imam menggantikan ayahnya dalam usianya belasan tahun. Imam Mahdi af yang sudah mampu mebedakan kebenaran dari Tuhannya ubtuk disampaikan sebagaimana seharusnya. Imam Mahdi Af yang sedang menunggu waktunya dimunculkan sebagaimana Nabi Isa as yang akan dimunculkan kembali untuk menjelaskan bagaimana masa panjang yang dihadapinya setelah diangkat ke langit dalam posisi hidup sampai saat ini.

Mahdiisme adalah harapan kami untuk bergerak membenahi diri sebagi bentuk persiapan menyambut kedatangan baginda. Mahdiisme adalah keyakinan bahwa risalah nabi akan selalu terjaga oleh para imam yang terus hidup dalam dunia ini sebagai wali Tihan dan penyeimbang kehidupan dunia agar tidak porakporanda (kiamat).

Mungkin mereka tetap takkan mampu menerima ini sebagai sebuah pengertian yang mampu diterima akal sehat.
Sebagaimana banyaknya orang yang tak mau mengakui keNabiaan Muhammad Saww meskipun mereka bertemu dan melihat wajah baginda.
----
Tak ada gunanya kita menjumpai (dijumpai) Al Mahdi Af jika berita tentangnya tidak kita yakini sebagai sebuah kebenaran. *)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.