Selasa, 03 Maret 2015

Menyoal AHOK, Langkah Pion yang Tak Pernah Mundur

Ahok (Int)

Hari ini media banyak memberitakan bagaimana Basuki Tjahja Purnama atau Ahok melakukan perlawanan terhadap ancaman dari DPRD DKI Jakarta. Dimana sebelumnya Ia diancam akan diberlakukan hak angket atas dirinya.

Tak menghiraukan itu, Dia malahan semakin menantang dan membuat beberapa Fraksi sebelumnya menarik diri untuk membatalkan hak angketnya. Dan itu membuat masyarakat semakin jeli melihat siapa mereka sebenarnya yanga ada di DPRD DKI Jakarta itu.

Ahok dalam mengambil langkah politiknya sedang memainkan peran sebagai 'Pion' dalam permainan catur. Meskipun pion ini dianggap remeh oleh musuh, tapi dia tak pernah memiliki kesempatan mundur. Dia harus terus maju menunjukkan bahwa dia siap mati untuk melindungi Ratunya. Ratu dalam hal ini bagi Ahok adalah Negaranya.


Tapi, meskipun demikian Ahok adalah pemain catur yang hebat. Dia mengambil peran sebagai Pion sangat baik. Dia sedang memainkan langkah yang begitu terukur.

Dalam catur, langkah pion selalu dilindungi. Pion kadang digunakan sebagai suatu pancingan agar lawan menyerangnya. Namun di sisi lain sudah ada jebakan yang disiapkan untuk membunuh lawan yang terpancing itu. Akhirnya lawan yang menyadari bahwa pion ini adalah jebakan akan segera mundur dan menyiapkan langkah bertahan.

Tapi, dalam permainan catur profesional langkah pion yang sebagai jebakan tentu sudah menyiapkan beberapa langkah berikutnya untuk segera membuat lawan tak berkutik. Sehingga bisa dikatakan bahwa sadarnya lawan dari jebakan adalah sesuatu yang terlambat. Lawan kini semakin terdesak yang pada akhirnya langkah pion ini akan diiringi dengan langkah kuda, benteng, peluncur bahkan sampai perdana menteri akan turun menyelesaikannya.

Inilah yang terjadi. Ahok dianggap lemah oleh sebagian besar mereka yang ada di legislatif Jakarta. Karena dia minoritas, keturunan china dan bukan muslim. Tapi justru inilahbyang dimamfatkan oleh Ahok. Dia sadar bahwa dirinya harus berperan sebagai Pion yang tak pernah boleh mundur. Mengorbankan diri adalah sudah menjadi konsekwensi baginya agar apa yang dilindunginya bisa terjaga dan dimenangkannya.

"Sampai mati saya takkan menyetujui anggaran itu",  inilah pernyataan seorang yang menjadikan langkahnya seperti langkah pion.

Dan akhirnya dia berhasil. Lawan terjebak dan sekarang mulai mundur dan panik. Langkah yang sudah disiapkan sebelumnya setahap demi setahap dilanjutkan. Lawan akan semakin terdesak.

Dan akhirnya mata masyarakat dibuka bahwa Si China itulah, Si Bukan Muslim itulah yang rela mengorbankan hidupnya untuk tidak mengambil uang rakyat untuk hal yang tidak benar.

Inilah minoritas yang selalu dimarginalkan oleh mereka yang ternyata ingin bersekongkol dan saling berselingkuh untuk membodohi rakyat. Mereka yang mengatasnamakan agama menolak sikap kebenaran yang ditunjukkan oleh orang yang beda agama dengan mereka.

Ahok, langkahmu adalah Pion yang cepat atau lambat akan jadi apapun yang kamu mau. Ketika langkahmu yang tak pernah mundur itu sampai pada kotak bidak terakhir lawan. Saat itu kamu terserah memilih untuk jadi menteri, peluncur atau mengambil lanhkah kuda.

(Saya muslim dan saya menaruh hormat pada orang yang bukan muslim ini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.