Senin, 02 Mei 2016

[Selamat Hari Buruh], Mahasiswa Membela Buruh

Sepintas melintas di sore yang tak lagi panas. Baru saja hujan berhenti merinai di tanah keras. Terdengar jelas melantang tegas, suara yang melengking gusar.

Di jalan yang masih basah itu berdiri sekelompok Mahasiswa bersama pataka-pataka di tangannya. Ada keresahan dituliskannya disana. Bukan tentang keresahannya yang lagi galau diputus kekasih seperti banyak pemuda hari ini.

Bukan pula tulisan alay 'kapan kesini?' atau tulisan lainnya yang berakhir sebagai sampah di tengah keindahan alam, di atas pegunungan oleh kebanyakan pemuda yang mengaku-mengaku pecinta alam dan penyuka petualang.

Mereka ikut berkontribusi memperingati hari buruh. Mereka ini mahasiswa, bukan buruh. Tapi kesadarannya membuatnya berdiri di jalan ini. Sebuah kesadaran yang memanusia bahwa buruh adalah bagian dari kelas manusia yang juga mesti diperjuangkan.

Satu hal yang tak kalah menyita perhatian saya disana adalah seorang perempuan yang ikut berdiri menenteng patakanya. Entah apa yang dipikirkannya sehingga ia berani berdiri disana. Sebuah tindakan yang tak bagi anak perempuan hari ini mungkin sia-sia. Bagi kebanyakan anak perempuan lebih baik datang ke tempat wisata yang indah dan menenteng kertas ucapan lalu berfoto dan diposting ke medsos.

Aahhh...
Saya jatuh hati pada sikap perempuan ini. Rasanya itu adalah sisi paling indah dari seorang perempuan saat berani berdiri menyuarakan keresahan hati kaum tertindas. Dia 'Seorang Kartini' yang bukan sekedar menggunakan simbol kebaya dan sanggul belaka. Dia menyuarakannya meskipun lewat tulisan.

Tak kalah hebat lelaki-lelaki yang berderet mendampingi perempuan itu. Mereka ada yang gonrong, sebuah simbol yang dianggap pembangkang dan menakutkan bagi banyak masyarakat. Tapi, gonrong ini anomali. Dia membangkang pada ketidak adilan lalu menyuarakannya.

Bersyukurlah masih ada mereka yang berdiri di tengah jalan hari ini sambil menyuarakan keberpihakannya pada buruh tanpa merugikan pelintas jalan lainnya. Yah, mereka menyuarakan keadilan dan tidak merampas keadilan pengguna lainnya. Mereka mahasiswa yang keren. Saya harus angkat topi sebagai penghormatan atas tindakan ini.

Rasanya ingin kembali ke masa itu, dimana saya masih bergejolak turun jalan. Terima kasih untuk kalian yang telah menyiram kenangan padaku, sama seperti hujan hari ini.

(SELAMAT HARI BURUH, 1 Mei 2016)
Sejahtera Buruh, Sejahtera Negeriku
#BintangMerah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.