Kamis, 12 Mei 2016

SANG ALKEMIS; Harus Berani Memilih Untuk Wujudkan yang Termaktub

Sang Alkemis

Tokoh yang coba dinampakkan dalam sebuah novel. [Butuh dua hari menyelesaikan Novel ini]

Memahami bahasa universal, bahasa yang semua mampu mengertinya meskioun tak terjabarkan secara verbal. Bahasa yang merupakan suara dari jiwa dunia.

Bahasa yang bisa didengarkan oleh setiap orang, bahkan setiap makhluk.

Saya mencoba memahami nalar berpikir Seorang Paulo [Penulis Novel] dan sedikit membandingkannya dengan seoran Jostein Gardeer. Keduanya bisa menceritakan pemaknaan tentang hal yang substansi dari sebuah esensi yang terpandang oleh indrawi kita. Bukan hanya sebatas pada aksiden yang melekat pada penilaian indra.

Saya menerawang jauh.

Dalam lembaran-lembaran cerita ini hendak menggambarkan kehidupan yang zuhud, menuju pada sebuah kesederhaan yang selalu terpaut hakikat. Alkemis bagi saya adalah Sufi yang mencari rahasia dunia dengan menemukan hakikat.

Merekatl telah sampai pada puncak pemaknaan tentang kehidupan.yang berasal dari Satu.

Selebihnya, dalam novel ini seakan menjelaskan konsep-konsep tasawuf begitu kental. "man arafah nafsahu faqad arafah rabbahu" (barang siapa yang mengenal dirinya, maka mengenal Tuhannya). Anak kecil itu melakukan empat perjalananya (red ; perjalanan menjadi Sufi) sehingga akhirnya sampai pada tingkat  Alkemis.

Dia belajar memahami bahasa dunia yang universal lewat dirinya sendiri. Ia mengerti bahwa konsep reinkarnasi itu benar adanya, tentang oroses evolusi menuju kesenpurnaan. Sebongkah debu, pasir, tembaga kemudian emas. Atau tumbuhan, elang, memanusia kemudian menjadi padang pasir. Semua mengalami fluktuatif.

Namun, satu hal yang abadi dari semua itu adalah Jiwa yang tersambung dengan jiwa dunia. Dengarkanlah, karena suara bahasa universal itu ada dalam diri setiap manusia. Amat dekat dari urat nadi.

"Jauh tak berjarak, dekat tak bersentuhan"

Setiap orang harus berani memutuskan pilihan-pilihannya untuk mewujudkan apa yang sudah ter-MAKTUB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.