Sabtu, 25 April 2015

Seseorang Bertanya "Apa itu Cinta?"

Cinta adalah kata yang tetap menarik untuk dibincangkan. Meskipun banyak yang mendefinisikannya, tak pernah ada kesepakatan yang didapati untuk diambil sebagai pengertiannya.
Setiap orang punya pandangan berbeda memahaminya. Begitupun dengan saya. Ketika seseorang datang bertanya 'Apa itu Cinta'? Maka saya pun dipaksa untuk menjawabnya dengan caraku sendiri.
Cinta adalah kerinduan, hasrat untuk memiliki dan menjadi bagian dalam peleburan rindu. Segala sesuatu memiliki ini, tanpa terkecuali Olehnya cinta tak pernah meminta terdefinisi selain dirinya sendiri.

Seseorang tidak pernah mencintai selain dirinya sendiri. Kecintaannya pada sesuatu yang lain hanyalah karena dia menemukan refleksi dirinya pada sesuatu yang lain itu. Kerenanya mencintai juga berarti menjadikan apa yang dicintai sebagai bagian dari dirinya sendiri.
Itulah kenapa kita harus senantiasa memperbaiki diri agar apa yang kita cintai juga adalah sesuatu yang baik. Karena semakin baik kita maka semakin kita tertarik untuk menemukan refleksi dari yang baik itu juga.


Oleh sebab mencintai adalah menjadikannya bagian dari diri. Maka jika sesorang yang pada akhirnya memutuskan untuk berhenti mencintai harus merasakan kesakitan. Sebagaimana kita harus merasakan sakit ketika satu bagian dari tubuh kita harus dilepas atau diamputasi.
Maka tak heran jika ada yang mencintai seseorang sebagai jantung-hatinya kebanyakan berakhir kematian saat apa yang dicintainya meninggalkannya begitu saja. Tentu jika dia tak kuat maka dia pasti akan memilih mati saat jantungnya harus dicopot dari tubuhnya. Kecuali tentunya jika dia bisa menemukan jantung baru setelahnya.

Cinta juga adalah kepedulian. Karenanya, lawan dari cinta adalah ketidak-pedulian. Seringkali orang menyangka lawan cinta adalah kebencian. Padahal benci bagian dari cinta.

Benci lahir dari rasa kita yang menaruh harapan besar pada sesuatu itu agar bisa menjadi bagian dari diri kita. Kita berpikir bahwa sesuatu itu harus sesuai dengan apa yang kita mau. Tapi kenyataan yang berkata lain membuat kita membencinya sebagai bagian bahwa sebenarnya kita mencintainya. Karena kita mencintainya sehingga menaruh perhatian agar sesuatu itu bisa sesuai harapan kita.

Jadi jangan heran jika sesorang sebelumnya begitu membenci sesuatu, tiba-tiba saja berubah mencintainya. Hal itu terjadi karena dia menemukan hal yang sebelumnya tidak ditemukan dan dianggap bertentangan dengan dirinya. Begitupun sebaliknya. Sesorang yang sebelumnya bisa begitu dalam mencintai, tiba-tiba berubah menjadi membenci lantaran karena dia merasa apa yang dicintainya berubah dan tidak sesuai apa yang diinginkannya.

Makanya, dalam hidup tak ada cinta tanpa rasa memiliki. Meskipun hanya beretepuk sebelah tangan. Tapi mencintai sama d2ngan menjadikan apa yang dicintai bagian dari diri kita. Meskipun yang dicintai tak mengetahuinya.

Dan pada akhirnya cinta tak mungkin bisa dijelaskan sebagaimana cinta itu sendiri menjelaskan dirinya. Dan semakin kita berbicara tentangnya maka semakin kita tahu bahwa kita tak begitu tahu tentangnya.

(Di dunia ini kita takkan mungkin mencapai kesempurnaan. Tapi kita bisa mendekatinya dengan cinta.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.