Jumat, 06 November 2015

Politik Untuk Kemanusiaan

[Pilkada Pangkep]; Politik Untuk Kemanusiaan

Politik hari ini dicitrakan sesuatu yang buruk, penuh intrik dan hal kotor lainnya. Begitupun dengan momentun politik yang ada di dalamnya, dijadikan sebagai tujuan kemenangan yang harus dicapai tak peduli ditempuh dengan cara apapun.

Sayangnya, kebanyakan orang yang justru harusnya sadar ikut mengasumsikan politik sebagai sesuatu hal yang seperti di atas. Mereka lupa apa yang dimaksud dari politik itu sendiri.

Seperti apa yang dikatakan Aristoteles bahwa politik adalah bagian dari dimensi kemanusiaan. Manusia dikenalkan olehnya sebagai "human politica", yang artinya tak bisa dilepas dari politik. Politik sendiri dianggapnya sebagai sebuah rumusan baku kesepakatan yang ada di.masyarakat untuk menentukan tujuan bersama. Dalam hubungan politik inilah disepakati aturan menyangkut kehidupan bermasyarakat.

Apa yang disampaikan Aristoteles itupun dinarasikan kembali oleh banyak orang. Satu diantaranya adalah Guru Bangsa, Gus Dur yang dalam pernyataannya terkenal bahwa yang paling penting dari politik adalah kemanusiaan. Ini senalar dengan yang dimasudkan bahwa politik adalah dimensi kemanusiaan itu sendiri.

Sehingga, menjadi heran saat ada kaum yang pernah mengenyam pendidikan politik malah berkata dan ikut menganggap bahwa politik itu permainan intrik dan bisa ditempuh semua jalan dalam memenangkan momentum politik yang ada.

Saya jadi berpikir, bagaimana kondisi jiwa orang yang mengatakan seperti itu? Jika merujuk pada perkataan Aristoteles maka orang yang menganggap politik itu kotor dan boleh menghalalkan segala cara (termasuk cara kotor nan bau sekalipun) adalah orang yang jiwanya juga kotor, sekotor cara yang dibolehkannya untuk dilakukan.

Ahh... sudahlah.
Pada sebuah titik nadir sekalipun, nilai kemanusiaan tak boleh tergerus. Itu yang menjadi prinsip saya. Termasuk dalam politik, saya tak pernah sepakat dengan bahasa mereka yang memandangnya sebagai sesuatu hal yang kotor dan boleh menempuh segala macam cara (kotor) dalam memenangkannya.

Politik adalah bagian tak terpisahkan dalam keyakinan saya. Makanya saya dalam memilih pandangan politik harus dengan penuh pertimbangan. Karena politik sangat erat kaitannya dengan memilih kepemimpinan, maka tak bokeh asal mengikut pilihan apalagi sampai ingin menghalalkan semua cara. Bukankah dalam keyakinan yang kita anut, amat jelas pembeda mana salah dan benar? lalu apakah bisa diampuni manusia yang mengabaikan nilai luhur keyakinannya untuk digadai atas nama politik?

Berlaku adillah, sejak dalam pikiran!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.