Rabu, 24 Juni 2015

Agama adalah Jalan Mengenal Tuhan Untuk MeniruNya

Seorang teman yang ingin menjadi muallaf yang mengetahui saya belajar hampir semua agama yang ada, beberapa hari yang lalu bertanya.
"Bagaimana pendapatmu tentang agama yang ada?"
Saya tersenyum. Kubilang padanya bahwa semua agama punya taraf kebenaran masing-masing. Semua ingin mengenal Tuhan, ingin meniru Tuhan dan meniru Tuhan artinya menyayangi manusia bahkan seluruh makhluk. Dalam islam ini disebut Hablumin-allah wa hablumin-annas.
Sebenarnya saya tak terlalu peduli agama apa yang anda ingin anut, sepanjang itu bisa membuat anda dekat pada Tuhan, merasakan kehadiran Tuhan pada diri, mengenal Tuhan dengan segala keagunganNya yang dengan itu anda mampu berbuat baik kepada manusia lainnya, berbakti pada orang tua, masyarakat bahkan alam lingkungan.

Persolan persaksian dan ritual ibadah itu tidak terlalu menjadi persoalan. Selama anda bisa meyakini akan kuasa Tuhan YME yang dngan itu anda menajga diri untuk tidak menyakiti yang lain. Terserah seperti apa anda mau menyebut namaNya yang penting dengan menyebut namanya membuat anda ingin menyifati kuasanya yang welas asih kepada ciptaanNya.
Lalu dia kembali bertanya, "Apakah Tuhan tidak akan murka pada saya jika betpindh agama?"
Saya kembali tersenyum. Anggap saja agama itu serupa 'provider telepon' yang menyediakan jasa komunikasi. Silakan pakai provider yang menurut anda mampu menghubungkan kita dengan baik kepada Tuhan YME, menghubungkan kita dengan manusia, menghubungkan kita dengan seluruh Alam. Karena tentu setiap provider punya aturan masing-masing yang berbeda dan harus dipatuhi oleh pemakainya.
Karena bagi saya setiap manusia yang dalam hatinya yakin akan Tuhan (terserah dengan apa menyebutnya) yang dengan itu membuat hatinya lembut dan bermamfaat bagi yang lain maka bagaimana mungkin Tuhan akan murka? Sementara  Tuhan dalam setiap masa telah mengutus para manusia untuk menyampaikan kepada manusia agar berada dalam kebaikan. Menyeru manusia selain menyembahnya juga berbuat baik pada sesama. Jadi kalau kita sudah meraskan menyembah Tuhan (kuasa yang tak terbatas itu) dan selalu ingat akan pengawasannya yang mebuat kita berkasih-sayang maka kita sedang jauh dari murka Tuhan.
"Lalu bagaimana jika dengan berpindahnya saya orang yang se-agama dengan saya sebelumnya mengutuk saya agar tidak masuk surga?"
Saya sekali lagi tersenyum.
Surga itu tidak sesempit perkiraan manusia yang hanya akan bisa menampung satu kaum. Dan menjadikan kaum lainnya harus digusur ke neraka. Karena bagaimanapun anda taatnya beragama dan menyembah, jika tidak berbuat baik pada yang lain, menyakitinya dan sombong dengan merasa paling suci maka tentu surga yang luas itu takkan sudi menampung anda di dalamnya. Lihatlah bagaimana iman dn ibadah yang dimiliki Iblis sebelumnya. Iblis adalah bukan makhluk yang tidak beriman, bukan pula makluk yang tidak mau beribadah. Tapi karena iblis menolak keniscayaan berbuat baik dan saling menghormati sesama makhluk akhirnya neraka tidak disediakan untuk menampung panasnya hatinya yang sombong itu.

Akhirnya saya pamit untuk berlalu.
Dan sebelumnya kubilang padanya, dimaanpun sebenarnya kamu beragama yng jelas kamu menjadi penganut agama yang baik maka tentu akan banyak manusia yang mendoakan kebaikan untukmu tak peduli apa agama mereka. Bahkan jika dalam hidupmu bermamfaat untuk lingkungan dan alam, maka alam akan ikut mendoakan kebaikan untukmu. Dan apa artinya itu? Tuhan sendiri tentu takkan setega itu untuk mengkuhukum kebaikan hanya karena agama yang berbeda. Kusebutkan padanya bagaimana kisah seorang wanita pelacur di akhir hidupnya dikisahkan mendapat berkah hanya karena ketulusannya memberi minum pada seekor anjing. Jadi bagaimana mungkin jika seorang yang taat beragama (apapun itu) tidak mendapat kasih Tuhan. Intinya kita tulus dan memanusia.

Sekali lagi dia bilang bahwa dia ingin berpindah ke islam karena merasakan damai kepadaku yang sedang akan berlalu.
Saya berbisik dalam hati bahwa banyak juga yang mengaku beragama islam hari ini tapi tak menemukan damai. Mereka begitu tega membunuh manusia hanya karena persoalan berbeda dalam meyakini Tuhan. Mereka bahkan memamerkan kekejian yang tak terperi itu sebagai sesuatu yang selayaknya wajib mereka lakukan untuk membuktikan bahwa mereka adalah penganut agama yang taat dengn mempersembahkan darah manusia kepada Tuhan yang mereka sebut sebagai Maha Pengasih. Mereka selalu berada dalam kemurkaan dan menjadikan manusi yang berbeda untuk tidk diberi kesempatan memasuki surga. Selayaknya janji Iblis pada Tuhan bahwa dirinya (iblis) akan membuktikan manusia itu ingkar pada Tuhannya dan memsukkannya ke neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.