Minggu, 21 Juni 2015

Waktu Berbuka, "Sempurnakanlah Puasamu Hingga Malam (Lail)"

Seorang teman bertanya,
"Kenapa engkau tidak berbuka puasa bersama kami dan malah menahan beberapa menit lagi lebih lama? Bukan berbuka puasa disunnahkan untuk disegerakan?"

(Ini adalah perkara yang sangat sering saya jumpai dan ditanyakan kepada saya, saat sedang berada dalam undangan berbuka puasa.)

Saya tersenyum. Kujawab padanya bahwa 'Benar' disunnahkan untuk disegerakan. Tapi Allah Swt berfirman agar kita menyempurnakan puasa sampai datang Gelap (Malam). Bukan saat adzan magrib diperdengarkan.

".....makan minumlah sampai jelas benang putih dari benang hitam (fajar) dan SEMPURNAKANLAH puasamu hingga MALAM (LAIL)...." #QS. Al Baqarah 187

Bagi saya kata 'LAIL' tak memiliki oengertian lain selain malam. Dan itu menjadi patokan yang jelas untuk bisa berbuka. Menyempurnakan puasa adalah hal yang menjadi perintah dalam posisi ini.

Teman saya tercengang. Seperti dia baru tahu tentang ayat itu.

Kutambahkan lagi.

Jika kita adalah seorang pelari, yang mana berarti sampai finish diantara tiga kondisi.
1. Seorang yang berlari tapi berhenti sebelum sampai garis finish karena mengira sudah sampai di finish ternyata masih butuh satu putaran lagi.
2. Seorang yang pas berhenti di garis finish.
3. Seorang yang melampaui garis finish.

Tentu saja posisi 2 dan 3, katanya.

Nah, seperti itulah bagi saya waktu berbuka. Perintah Tuhan untuk menyempurnakan puasa sampai datang 'lail' (malam/ gelap) jelas sangat berbeda dengan aturan waktu berbuka berdasarkan jadwal imsakiyah ramadhan apalagi hanya karena adzan magrib (rekaman) yang diputar berulang setiap hari sebagai penanda berbuka puasa.

Karena itulah saya lebih memilih menahan lebih lama sampai datangnya gelap/malam. Sebagai rasa aman bagi saya bahwa puasa yang saya jalankan sesuai dengan waktu menahan. Bukan berhenti sebelum garis finish seperti pelari yang mengira dirinya sudah sampai. Lebih baik terlewat sedikit daripada tidak sampai. Menyegerakan berbuka itu hanya sunnah yang jika tidak dilakukan tidak mengurangi amalan puasa. Tapi mendahului waktu berbuka bisa berarti bahwa puasa itu tidak terhitung sempurna dalam menahannya meskipun hanya berbeda beberpaa menit saja.

Teman saya mengangguk seakan membenarkan.

"Tapi bagaimana cara menentukan bahwa waktu berbukanya sudah tiba atau telah datang malam?"

Silakan berdiri menghadap ke Langit. Saksikanlah apa yang ada di langit di tempat anda berdiri menuju arah timur. Jika dalam posisi tegak lurus ke timur tak ada lagi cahaya merah/ jingga di langit maka malam telah datang. Silakan berbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.