Sabtu, 01 November 2014

Revolusi Sang Martir, Imam Husain As

Bagi mereka yang menganggap kemenangan dalam sebuah medan pertempuran adalah mengalahkan musuh atau membuatnya menyerah dan tak berdaya saja, maka orang demikian akan melihat tragedi Karbala sebagai kemenangan atas rezim Yazid Bin Muawwiyah.

Tapi hal itu keliru, lantaran meskipun terbantai dan harus syahid inilah kemenangan sempurna bagi setiap muslim yang merindukan kematian mulia. Imam Husain As akhirnya menjadikan kesyahidannya sebagai satu diantara sekian banyak gerakan revolusi islam di masa lalu. Inilah revolusi 'darah mengalahkan pedang'.


Adalah sebuah keniscayaan bahwa Sang Martir memang harus merelakan kepalanya terpenggal di Karbala. Hal ini sudah diberitakan oleh Allah jauh sebelum tragedi ini terjadi. Tragedi Karbala yang menyimpan semangat revolusi Imam. Semangat yang tidak semua bisa memahaminya. Utamanya kaum materialis yang melihat kemenangan dari situasi seperti di atas. Mengalahkan musuh.

Dan inilah revolusi sang Imam. Darahnya yang tertumpah telah memberi noda pada sejarah umat Nabi yang begitu dibanggakn oleh sebagian umt hari ini. Sehingga bagi mereka yang jujur dalam mempelajari sejarah akan menemukan betapa busuknya umat nabi di masa lampau yang telah membantai keluarga Nabi dan memenggal kepala Imam Husain As. Kita akhirnya sadar bahwa kemulin memng berada di sisi Nabi dan itrah Ahlul Baitnya yang siap mengorbankan apapun demi tegaknya rislaah. Sebagaimana Imam Husain As yang tetap saja berjalan menuju Karbala meskipun baginda tahu bahwa disana akan dibantai dan terpenggal. Sesuatu hal yang bagi manusia kebanyakan akan dihindari untuk didatangi. Tapi justru diaitulah letak revolusinya. Revolusi yang semangatnya terus hidup dalam jiwa-jiwa pecinta nabi dan ahlul baitnya.

Revolusi Sang Martir adalah semangat Perlawanan atas kezaliman. Bahwa kita siap melawan kezaliman. Kita siap menyerahkan jiwa dan raga untuk lantang menyerukan kebenaran. Bahwa meskipun perlawanan itu harus ditempuh sendiri, tak boleh ada gentar sedikitpun. Dan semangat inilah yang terus berkobar sampai hari ini. Semangat yang telah melewati lorong-lorong sejarah dan memasuki jiwa setiap yang mencintai sang Imam.

#LabbaykaYaHusain!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.