Jumat, 07 November 2014

Haruskah subsidi BBM dipangkas yang berujung pada naiknya harga BBM?


      Ini adalah pertanyaan kritis yang harus dilontarkan Mahasiswa dan dikaji dengan baik sebelum langsung turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi. Kita berdalih bahwa hari ini harga minyak dunia mengalami penurunan dari harga sebelumnya (dollar/barel) sehingga tidak wajar jika pemerintah menaikkannya. Namun di sisi lain pemerintah berangapan bahwa jumlah komsumsi BBM telah menghabiskan APBN yang jumlahnya fantastis hanya untuk subsidi. Dan dimana BBM subsidi ini malah dinikmayi 80 % masyarakat menengah ke atas.

      Dengan landasan ini memang seharusnya masyarakat ekonomi 'rendah' dianggap tak masalah karena mereka jarang menggunakan BBM subsidi. Hanya saja, pengaruh kenaikan harga BBM akan berdampak sistemik pada proses ekonomi kita. Mulai dari proses produksi yang pasti memberikan biaya lebih bagi yang menggunakan BBM dalam produksinya. Biaya distribusi pun demikian. Dan pada akhirnya harga barang produksi tentu akan mengalami kenaikan sebagai dampak sistemik dari tinginya harga BBM tadi.

      Yah, sepertinya memang BBM adalah komoditi penting bagi masyarakat kita utamanya premium (bensin). Kita punya ketergantungan besar terhadap sunber energi ini. Tak ada BBM maka tentu banyak produsen yang mengalami kesulitan produksi, kesulitan distribusi dan akhirnya penyediaan barang akan semakin kurang yang pada akhirnya berakibat tingginya harga.

      Olehnya itu, sebenarnya hal yang paling pokok hari ini adalah mencoba mengurai masalah ketergantungan kita pada BBM ini. Dan inilah yang sulit. Persoalan utamanya adalah ketidak siapan bangsa kita untuk melakukan hemat energi atau beralih ke energi alternatif. Karena jika seandainya kita bisa menemukan sumber enerhi alternatif dalam waktu dekat ini untuk bisa dimamfaatkan sebagai bentuk subtitusi terhadap BBM maka tentu kenaikan harga BBM ini tidak akan berdampak sistemik pada persoalan ekonomi kita.

     Sayangnya, kebanyakan dari masyarakat kita lebih suka mengutuk daripada mencari solusi.
Teringat kata Konfosius 'lebih nyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan'.

      Karena tentu saja tidak akan ada yang sepakat jika harga kebutuhan tinggi sehingga sulit terjangkau. Tapi juga tidak mungkin negara ini terus mengeluarkan APBN yang begitu besar hanya untuk menyubsidi BBM yang dinikmati gelintiran orang kaya. Karenanya mari berhitung berapa jumlah APBN bisa dihematvdari memangkas subsidi BBM kemudian dikalkulasikan jika anggaran itu dipakai dalam menunjang kesejahteraan masyatakat ekonomi rendah yang jumlahnya 20 % itu. Karena kita harus jadi Bangsa yang Mandiri!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.