Kamis, 11 Desember 2014

Aku Harus Menjadi Mikail dalam "Tuhan Telah Diperbanyak"

Bismillah ar rahman ar rahim.
Aku akhirnya benar-benar memulai menuliskan sebuah buku yang selama ini aku impikan.

Ini akan menyita imajiku lebih jauh...
Aku harus benar-benar menjadi Michael -sebutan untuk namaku, Mikail- yang merupakan seorang pemuda yang tenggelam dalam pelajaran filsafat yang diteguknya di kelas kuliah. Yah, Mikail adalah seorang Mahasiswa Filsafat yang jiwanya begitu goyah setelah selama ini hampir seluruh hidupnya dirasaknnya dilalui begitu sia-sia.


Mikail sebenarnya adalah mahasiswa yang tidak sengaja terjebak dalam kelas filsafat setelah sebelumnya tak bisa mengikuti jejak teman-teman SMA-nya yang lulus di Universitas dan jurusan yang juga begitu diidamkannya.
 


Hanya saja, itu menjadi gerbang baginya untuk memasuki sebuah pergelutan jiwanya yang begitu dinamik. Terkadang dia harus terkoyak jatuh dalam kebingungan yang begitu dalam. Namun setelahnya dia menjadi begitu bersemangat untuk kembali menemukan pertanyaan yang rupanya silih berganti mengisi ruang kosong dalam benaknya.
Tanpa dia bayangkan sebelumnya, ternyata dia kini mengalami sebuah peristiwa yang sungguh di luar prediksinya.
 


Setelah perkemahan di suatu hari di bulan agustus, dia kemudian mulai menuliskan gejolak pikirannya yang menemukan jawabannya lewat dari persaksian pada sebuah peristiwa.
Tak pernah disangka bahwa kejadian-kejadian yang dialamainya pada akhirnya menyeretnya masuk dalam pemahaman lebih dalam tentang Tuhan. Entitas yabg selama ini memang selalu menyiksa benaknya dan didebatkan kepada teman-teman kampusnya. Bahkan hampir setiap orang yang ditemuinya dia debat untuk mencari lebih banyak literatur tentang entitas Tuhan itu.
 

(Yah, untuk beberapa waktu aku akan sibuk menjadi Mikail. Mikail yang merupakan nama Satu Malaikat yang menurunkan hujan, membagi rezky)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.