Minggu, 03 Mei 2015

Refleksi Hari Pendidikan Nasional, Apresiasi Buat Presiden Jokowi

Sebelumnya saya ingin mengucapkan Selamat Hari Pendidikan Nasional untuk seluruh manusia yang ada di Bumi Pertiwi. Semoga kita semua menjadi bagian dari pendidikan, proses memanusiakan manusia. Setidaknya mendidik diri sendiri menjadi manusia yang sesungguhnya.

Hari ini, tanggal 2 mei 2015 merupakan Hari Pendidikan Nasional Negara Republik Indonesia yang menjadi kali pertama bagi Presiden Jokowi. Mungkin hal ini adalah sesuatu hal yang biasa saja seperti sebelumnya HARDIKNAS yang diperingati saat Presiden SBY.

Tapi ada satu hal yang sangat berbeda untuk HARDIKNAS kali ini. Dan itu adalah sesuatu hal yang patut diapresiasi positif untuk langkah yang telah diambil Presiden Jokowi di awal pemerintahannya membentuk Kabinet Kerjanya. Adapun hal yang saya maksudkan adalah diangkatnya Menteri Kelautan dan Perikanan dari kalangan masyarakat profesional tanpa melihat latar belakang pendidikannya. Ibu Susi Putdji Astuti menyentak kesadaran kita semua tatkala dilantik menjadi Menteri.


Presiden Jokowi berhasil keluar dari 'Disaster of Certificate' dengan menilai sesorang lewat apa yang sudah dilakukannya. Bukan hanya sebatas pada ijazah dan gelar yang dimiliki. Hal itu tentu menuia banyak kecaman dari guru besar yang fikus di bidang kelauatan dan perikanan. Kenapa bukan saya? Kenapa bukan Prof itu atau ini?. Semua bertanya dengan masih keheranan.

Tapi inilah yang hendak disampaikan oleh Presiden Jokowi. Bahwa manusia harusnya dinilai bukan dari banyaknya gelar dan sertifikat (ijazah) yang dimiliki. Tapi sejauh mana selama ini mereka berbuat nyata untuk lingkungan dan masyarakatnya. Hal ini tentunya memberikan paradigma baru untuk menumbuhkan semangat di kalangan anak-anak yang karena kondisi ekonomi keluarganya tak sempat mengecap pendidikan formal. Jika mereka tetap semangat belajar dan mengabdi maka tentu 'masa depan' juga tersedia buat mereka semua.

Hari ini pun bahkan banyak anak-anak yang akan kembali bermimpi bahwa setiap dari kita punya kesempatan yang sama meskipun jalan berbeda untuk bisa menjadi pejabat negara. Yang dibutuhkan hanya fokus mengembangkan diri, baik dengan sekolah formal maupun bukan. Kita semua bisa jika memang benar berkualitas. Bukan dari ukuran ijazah saja.

Semoga saja ke depannya, wajah pendidikan kita segera berbenah memperbaiki dirinya. Dipoles sedemikian rupa sehingga kita tak lagi memandangnya sebagai sesuatu hal yang menakutkan karena mahalnya. Dan semoga Pemerintah bisa dengan penuh perhatian memedulikan pendidikan. Memanusiakan manusia.
(#2mei2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.