Rabu, 23 September 2015

Sembelihan Agung Penebus Ismail (As)

Seorang teman bertanya;
Mengenai Id Qurban, dijelaskan bahwa Ismail (As) batal disembelih oleh Ibrahim (As) lalu kemudian diganti menjadi seekor kambing.

"Dan Kami tebus Ismail (As) dengan sembelihan yang agung" (Q.S As Syafaat: 107)
Apakah yang dimaksud itu (sembelihan agung) adalah kambing?
Jika demikian Kambing lebih agung dari Ismail (As).

Saya tersenyum.
Jika benar bahwa kambing itu adalah yang dimaksud sembelihan yang agung, maka Allah Swt tak perlu memerintahkan agar Ismail (As) disembelih oleh ayahnya, Ibrahim (As). Hal ini lantaran setiap tahunnya Ibrahim (As) sudah melakukan kurban sampai ribuan ekor kambing miliknya. Jadi, setiap tahun sebelumnya Ibrahim (As) sudah memberikan sembelihan agung untuk Tuhan.

Apa yang saya yakini mungkin saja sulit kamu mengerti. Bahwa yang dimaksud ditebus dengan sembelihan agung adalah dari keturunan Ismail (As), cucu dari Nabi Muhammad Saww.
Teman saya sedikit kaget dan menanyakan nama yang saya maksud.
"Dan Al Husain (As) menjadi penebusnya di Padang Karbala."

Al Husain As Syahid (As) adalah cucu Nabi Saww yang menjadi penebus atas dua orang jalur keturunan Nabi Saww, yakni Ismail (As) yang menyambung nasab ke Nabi Ibrahim (As) dan kedua adalah Abdullah (As) sebagai ayahanda dari Nabi Saww.
Kisah Ismail (As) yang begitu sabar menghadapi kematiaannya untuk syahid dengan leher disembelih (meskipun tidak jadi dan ditangguhkan) diulang kembali oleh Al Husain (As) yang dengan gagah berani berangkat ke Nainawa meskipun baginda Husain tahu bahwa disana kepalanya terpenggal (sebagaimana Ismail (As) tahu saat berbaring menutup matanya bahwa ayahnya akan menyembelihnya). Baginda datang dengan penuh kesabaran menyambut kematiaannya yang mulia. Sebagai tebusan agung, sang penghulu pemuda surga ini tak gentar berdiri tegak di Padang Karbala menyonsong ratusan panah, tombak menancap di tubuhnya, menanti sabetan pedang yang memenggal kepala sucinya.
(Teman saya mengangguk, hanya saja dia menjadi kaget dan agak kehilangan pemaknaan tentang nama 'Al Husain' yang kusebut padanya. Rupanya dia tak mengenali cucu baginda Nabi Saww ini.)
Kubilang padanya bahwa semangat pengorbanan yang diabadikan dalam Al Qur'an akan terus berulang dengan pelakon yang berbeda. Di masa lalu ada Habil yang mempersembahkan kurbannya dari seekor lembu miliknya, Ada Ayyub (As) yang mempersembahkan tubuhnya digerogoti ulat, ada Ismail (As) yang merelakan kepalanya dipisah dari lehernya, ada Nabi Saww yang merelakan cucundanya syahid sebagai penebus atas risalahnya. Dan itu akan terus berulang.
Mungkin besok kamu atau saya (berharap) akan melakoninya dan mempersembahkan pengorbanan terbaik untuk Tuhan. Dan semangat Ismail (As) harus memenuhi jiwa kita. Karena jika hanya menyembelih hewan maka yang tak beriman pun bisa melakukannya.
Teman saya tersenyum.
Kuakhiri pertemuan dengannya sembari menetup penjelasan.
"Mengenang kembali Dzulhijjah, mengingatkan tentang Karbala.
Mengisahkan kembali Ismail (As) adalah mengungkap cerita Al Husain (As).
Satu ditebus dan satunya menjadi penebus. Begitulah kisah akan berulang.
Bahwa pengorbanan para pemegang dan pewaris risalah siap dan rela memberikan dirinya sendiri sebagai penebus agar tersampaikan kebenaran, agar terkabarkan kebaikan dan tertegakkan keadilan."

[iya khan?]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.