Selasa, 06 Juni 2017

Puasa, Ibadah Rahasia yang Tak Perlu Dihormati

Menghormati Ramadhan, Menghormati yang Berpuasa?

Sebagian muslim yang ekstrem-ekstrem itu sering berteriak takbir lalu melakukan sweping warung makan. Katanya ramadhan harus dihormati, orang puasa harus dihormati. Olehnya warung-warung makan harus tutup di siang hari, tidak boleh beroperasi. Maka dengan (perasaan) sebagai wakil Tuhan yang berhak memegang kendali di dunia ini, mereka datang berteriak mengagungkan Tuhan sembari mempertontokan keangkuhannya dengan pongah memaksa warung-warung tutup.

Temanku bilang, mereka sedikit lebay. Terlalu mudah menyebut nama Tuhan di jalan-jalan sambil menakut-nakuti warga lainnya dengan pentungan. Tuhan dicitrakan oleh mereka sebagai wujud yang kasar dan pemaksa serta tampak tak mampu menutup warung itu dengan kuasaNya.

"Mereka gila hormat", kata temanku yang lain.

Saya tersenyum.
Mereka lupa kalau mereka hidup di dunia yang berasal dari berbagai kalangan. Tidak hanya mereka (Muslim ekstrem) yang berpuasa hidup di dunia. Ada banyak manusia lainnya dengan berbagai latar belakang. Ajaran agama lain pun juga berpuasa. Tapi toh mereka juga tak pernah menuntut agar warung tutup saat mereka puasa. Bukan karena mereka minoritas, tapi karena mereka tahu hakikat puasa itu menahan godaan dari banyak hal, termasuk makanan. Justru banyaknya makanan yang berseliweran di sekitar menjadi penguji iman. Bukankah hakikat muslim berpuasa untuk mencapai taqwa? Sementara langkah awal untuk taqwa adalah beriman. Tuhan berkata "belumlah dikatakan seseorang beriman, sebelum (lulus) ujian".

Nah, kalau mereka menganggap warung yang buka siang hari itu bisa merusak puasanya. Barangkali harus dicek, sudahkan mereka beriman dengan benar? Masak iya, hanya karena warung buka puasanya bisa batal. Imanmu lemah dan goyah pastinya jika demikian.

Berpuasa itu ibadahnya rahasia. Kata Tuhan, saking rahasianya maka imbalan bagi yang berpuasa kelak adalah masuk surga dari pintu yang rahasia pula. Kalau puasa dengan cara harus dihormati sehingga tak boleh ada warung buka, itu namanya puasanya anak kecil yang masih umuran di bawah sepuluh tahun. Lihat makanan sedikit langsung ingin berbuka.

Yah...
Saran saja buat mereka.
Kalau puasa mau dihormati, sekalian saja jadi pembina upacara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.