Sabtu, 26 Desember 2015

Santa dari Jazirah

Int
Malam ini Santa, Si Pria Tua yang berjanggut tebal akan datang dari kutub es terbang bersama rusa-rusanya membawakan hadiah kepada anak-anak.
Anak-anak berharap penuh riang kepada seorang lelaki tua yang berjanggut.
Entah bagaimana kisah epic ini hadir dalam iman saudara kita.
Tapi, 16 abad setelah kelahiran Yesus Kristus seorang anak terlahir dari rahim ibunya tanpa ayah mendampinginya. Mirip dengan Yesus yang lahir tanpa Ayah di sampingnya.
Seorang anak yang menjadi penggembala dari domba-domba agar tidak diterkam serigala. Bertumbuh dibawa pengasuhan pamannya, hingga saat remaja ditemukan oleh seorang pendeta nasrani sebuah tanda di pundaknya.

Remaja itu tumbuh menjadi dewasa, hingga usia 25 tahun ia datang bertapa di sebuah gua layaknya Sang Buddha di bawah pohon bodhi. Dalam keadaan berpuasa, ia mendapat petunjuk yang terpancar dari cahaya di atas bukit batu layaknya Musa As yang berada di jabal nur.
Kemuliannya, memancarkan cahaya dari jiwanya.
Selama kurang lebih 40 tahun ia mendakwahkan keesaan Tuhan dengan tabah sebagaimana Nuh As. Ia harus tinggal di sebuah lembah Abu Thalib dalam keterasingan selayaknya Yunus As dalam perut paus. Ia kembali memuliakan ka'bah sebagaimana Nabi Ibrahim As.
Pemikiran dan kebijaksanaannya selayaknya Lut Zhe yang mengajarkan Tao. Ia selayaknya seorang pertapa yang mengganjal perutnya dengan batu krikil untuk menahan lapar. Pemaafannya pada kaum yang menentangnya membatalkan niat Jibril As yang akan mengangkat sebuah gunung. Pengetahuannya yang mendalam layaknya Nabi Khidir As yang mengajarkan ketabahan dalam berilmu. Ia tangkas dan pandai memanah layaknya Krisna yang perkasa. Ia mengajarkan murid-muridnya tentang akhlak selayaknya Socrates pada Plato.
Lalu di akhir usianya Ia adalah seorang lelaki dengan paras penuh janggut selayaknya Santa yang begitu mengasihi anak-anak. Kehadirannya selalu dinantikan anak-anak menjelang hari raya. Ia enggan melihat anak-anak, utamanya yang yatim bersedih.
Dengan penutup kepala yang selalu dikenakan bersama jubah yang menutupi tubuhnya, Ia adalah sosok Santa yang riang kepada anak-anak. Bukan hanya menjelang natal, tapi setiap hari. Bahkan bukan hanya untuk anak-anak, tapi seluruh manusia.
Terakhir, sebagaimana tokoh Santa yang apabila meminta sebuah kado maka ia akan membawakannya dini hari menjelang natal. Maka syafaat darinya adalah hadiah yang akan diberikan kepada semua yang mencintai dan mengharap syafaatnya di hari akhir. Bersalawat atasnya adalah kewajiban dan jalan untuk menghubunginya.
Salam atasnya adalah kunci permintaan diterima. Ia adalah Santa, tapi bukan dari kutub. Ia berasal dari Jazirah. Bukan hanya milik anak-anak, tapi seluruh alam.
Salam baginya di hari baginda dilahirkan.
Allahumma shalli ala muhammad wa ali muhammad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah, kemudian menuliskannya kembali. Buatlah sesuatu untuk dikenang.